Ilustrasi Bangsa Romawi Kuno. (Foto: istimewa) |
BANGSA ROMAWI KUNO memiliki pengaruh besar dalam peradaban dunia modern saat ini. Hingga kini banyak peninggalan yang diadopsi dari Bangsa Romawi Kuno, mulai dari budaya, agama, dan hukum.Â
Kendati demikian, tidak menutup kemungkinan semua yang dilakukan Bangsa Romawi Kuno di zaman dahulu masuk akal. Tidak sedikit fakta-fakta Bangsa Romawi Kuno yang ditemui saat mempelajari peradabannya.Â
Lalu, apa saja sih fakta-fakta tentang Bangsa Romawi Kuno? Jangan terkejut, 4 fakta tentang Bangsa Romawi Kuno kami rangkum dalam tulisan ini.Â
Larangan Warna UnguÂ
Orang-orang di Bangsa Romawi Kuno terobsesi dengan sistem kelas masyarakat. Hanya dengan melihatnya mereka seolah bisa membedakan kelas seseorang. Misalnya, sesorang bisa langsung dikenali ketika mengenakan toga berwarna ungu.Â
Namun tidak semua orang boleh mengenakan warna ungu. Dalam masyarakat Romawi, warna ungu diasosikan dengan kemuliaan, kekuasaan, dan royalti. Maka pemakaian toga ungu hanya diperuntukkan Kaisar dan orang Romawi berpangkat tinggi lainnya.Â
Baca Juga:Â Kebudayaan Bangsa Arab Sebelum Datangnya Islam
Adapun alasan warna ungu dianggap lebih sakral bagi Bangsa Romawi Kuno yaitu lantaran sangat mahal untuk menghasilkan pewarna ungu. Semua pewarna ungu bersumber dari moluska yang didapatkan di Phoenicia. Untuk membuat pewarna yang cukup untuk satu toga, 10.000 moluska harus dihancurkan.
Hukuman Sadis Bangsa Romawi KunoÂ
Bagi seseorang yang melanggar hukum dengan membunuh, Bangsa Romawi Kuno memiliki beragam cara untuk menghukumnya. Seperti halnya dipenggal, dilempar dari ketinggian, atau dipaksa ikut serta dalam permainan dan tontonan gladiator.Â
Sementara bentuk eksekusi terparah akan diberikan kepada seseorang yang melakukan kejahatan pamungkas. Siapa pun yang dinyatakan bersalah karena membunuh ayah mereka pertama-tama akan ditutup matanya. Lalu digiring ke luar kota dan langsung menuju perairan besar terdekat.Â
Sesampainya di sana, pembunuh dipukuli dengan tongkat hingga nyaris meninggal. Mereka kemudian diikat dan dilemparkan ke dalam karung kulit bersama dengan seekor ular, anjing, kera, dan ayam jantan. Orang itu kemudian dibuang ke air sampai tenggelam.
Bagian Tubuh Gladiator Dipakai untuk ObatÂ
Di Bangsa Romawi Kuno, bagian tubuh gladiator dipakai untuk obat. Ini merupakan fakta yang mengerikan sekaligus mengejutkan. Alasannya ahli medis percaya bahwa mengonsumsi bagian tubuh gladiator dapat membantu mengobati berbagai penyakit. Misalnya darah dan hati, dipercaya mampu mengobati epilepsi.
Baca Juga:Â Bocah Yatim Suci di Pedalaman Badui
Masyarakat Bangsa Romawi mulai menggunakan darah penjahat yang telah dieksekusi selepas permainan gladiator dilarang pada tahun 400 M. Tidak hanya itu, bahkan penggunaan bagian tubuh gladiaor meluas dalam ranah kosmetik. Khususnya untuk merawat kecantikan yang mana salah satu sel kulit mati gladiator digunakan sebagai krim wajah.Â
Urine Mejadi Komoditas BerhargaÂ
Toiliet umum bagi Bangsa Romawi Kuno bukan hanya untuk tempat buang air saja. Melainkan juga pusat sosial masyarakat yang amat penting. Pasalnya banyak limbah yang dapat dimanfaatkan oleh Bangsa Romawi Kuno, sehingga dibutuhkan pengolahan terhadap urine.Â
Di Roma, sebagian besar limbah warga berakhir di Cloaca Maxima (salah satu sistem limbah paling awal di dunia). Dari sini, urine dikumpulkan dan berkat kandungan amonianya itu dijual sebagai bahan kimia yang digunakan dalam binatu dan penyamakan kulit. Urine menjadi bisnis besar sehingga Kaisar Vespasianus (69-79 M) mulai mengenakan pajak.
(AM)
0 Comments