![]() |
Ilustrasi api yang menyala. (Foto: Pexels.com) |
Layaknya pada Sebuah Puisi
Dalam jagat kbbi
kau adalah satu di antara kosakata
yang terpilih sebagai diksi
layaknya pada sebuah puisi;
lihai memperelok lembaran diriku
sebagai kalimat, bila tanpamu yakni
yang berarti sepi, sunyi, senyap,
dan segala sinonimnya.
kau adalah satu di antara kosakata
yang terpilih sebagai diksi
layaknya pada sebuah puisi;
lihai memperelok lembaran diriku
sebagai kalimat, bila tanpamu yakni
yang berarti sepi, sunyi, senyap,
dan segala sinonimnya.
Kebumen, 2024Â
Menjelma Api
Aku ingin menjelma api
mengetahui bagaimana ia mampu membara
dalam lubuk kalbuku yang kala dahulu tak tampak nyala
barang sekecil kunang-kunang bercahaya.
Pula agar aku memahami taktiknya menjeda
pun sampai-sampai memadamkannya.
mengetahui bagaimana ia mampu membara
dalam lubuk kalbuku yang kala dahulu tak tampak nyala
barang sekecil kunang-kunang bercahaya.
Pula agar aku memahami taktiknya menjeda
pun sampai-sampai memadamkannya.
Kebumen, 2024
Api yang Menyala Liar dalam Perapian Kalbu
Pada tungku narasi romansa
tiba kau hadir,
dengan bermodal sejumlah kayu kering
kau mainkan macis
: menyala-nyala tak lekas habis.
tiba kau hadir,
dengan bermodal sejumlah kayu kering
kau mainkan macis
: menyala-nyala tak lekas habis.
Kau mengolah kisah, entah kapan tuntas
yang kau tanak di atas itu; bersarang
pun ranum tak ada bersambang
semacam memasak nasi tak diberi air.
Sementara terus kau menyuguhi
beberapa kayu yang teramat mumpuni
dan bara api tak ada padam
sekadar jeda; sukar mereda.
beberapa kayu yang teramat mumpuni
dan bara api tak ada padam
sekadar jeda; sukar mereda.
Lantas,
Terbakarlah, kalbunya
dari dirimu api asmara.
—kebakaran!
Terbakarlah, kalbunya
dari dirimu api asmara.
Terjebaklah ia
dalam labirin asmaraloka.
dalam labirin asmaraloka.
Kebumen, 2024
Rindu yang Pulang
langit itu
cinta itu
hujan itu, rindu itu
cinta itu
hujan itu, rindu itu
mengalir deras seluruhnya.
entah tiap-tiap rintik rupanya lewat mana
semoga lekas pulang
—kepadanya.
entah tiap-tiap rintik rupanya lewat mana
semoga lekas pulang
—kepadanya.
Kebumen, 2025
Jatuhnya Hujan dan Hati
Jatuhnya hujan kadangkala selaras jatuhnya hati,
jatuh cinta.
jatuh cinta.
Jatuhnya air mata langit ke tanah—hujan
dapat sebagai berkah pula dapat disangka musibah
dapat sebagai berkah pula dapat disangka musibah
begitupun jatuhnya hati,
akan kutafsirkan
: jatuh cinta kepadamu ialah musibah bagiku
sebab, aku benci menerka-nerka
—ihwal kita.
akan kutafsirkan
: jatuh cinta kepadamu ialah musibah bagiku
sebab, aku benci menerka-nerka
—ihwal kita.
Kebumen, 2025
Penulis:Â Nanda Ummu Na'immah, gadis kelahiran Kebumen pada September 2006. Ia pernah beberapa kali mengikuti lomba menulis puisi dan juga kala itu ia ikut berpartisipasi dalam ajang lomba Fls2n bidang cipta puisi tingkat Kabupaten. Beberapa karya termuat dalam buku antologi bersama antara lain: Rajutan Kesempatan Kedua(2023), Sang Pewaris(2024), Aku dan Sejuta Impianku(2024), Setangkai Mimpi(2024), Sisa Cahaya di titik Jatuh(2024), Pendidikan(2024), Guru(2024), dan Perasaan dalam Saja (2025). Terkadang pula lewat akun instagram @ndnaii_ ia sesekali membagikan karya puisinya.
0 Comments