![]() |
Ilustrasi: Pixabay |
Aksara Keresahan
Aku menulis
Agar aksara resah ini habis
Setengah mati berharap lara terkikis
Hempaskan sisa-sisa kenangan manis
Agar pelupuk tak lagi terisi tangis
Agar aksara resah ini habis
Setengah mati berharap lara terkikis
Hempaskan sisa-sisa kenangan manis
Agar pelupuk tak lagi terisi tangis
Kumohon berhenti
Berlari-lari dalam anganku ini
Dan menari-menari di atas puing hati
Godaiku yang memang enggan pergi
Darimu pencipta rindu tanpa tepi
Berlari-lari dalam anganku ini
Dan menari-menari di atas puing hati
Godaiku yang memang enggan pergi
Darimu pencipta rindu tanpa tepi
Jangan lagi memanggilku
Jika hanya untuk ramaikan sepimu
Aku bukan pengisi waktu
Yang hanya akan dicari saat perlu
Untuk kemudian kau buat terjatuh pilu
Jika hanya untuk ramaikan sepimu
Aku bukan pengisi waktu
Yang hanya akan dicari saat perlu
Untuk kemudian kau buat terjatuh pilu
Lepaskan saja dekap itu
Jika hanya akan kau lepas tanpa ragu
Menjauhlah saat aku memanggil
Jika datangmu hanya sisakan gigil
Jika hanya akan kau lepas tanpa ragu
Menjauhlah saat aku memanggil
Jika datangmu hanya sisakan gigil
Kini aku kembali menulis
Tentang kisah yang belum mampu kutepis
Bersamamu, kasih
Yang pernah menyebutku sebagai kekasih
Tentang kisah yang belum mampu kutepis
Bersamamu, kasih
Yang pernah menyebutku sebagai kekasih
Senja di Malang
Tubuhku berulang kali menjadi dinding, kekasihku
Menahan rasa sakit dan gemuruh angin yang dikirm
Dari gedung-gedung yang selalu berisi di jantung kota
Kisah-kisah konspirasi menjerat mimpiku
Menahan rasa sakit dan gemuruh angin yang dikirm
Dari gedung-gedung yang selalu berisi di jantung kota
Kisah-kisah konspirasi menjerat mimpiku
Di kursi-kursi tua yang telah lama menunggumu
Untuk menghapus peluh dari tanganku
Yang tidak berhenti berderak
Di sudut kota matahari sore menerobos jendela apartemen yang tak pernah dibuka
Untuk menghapus peluh dari tanganku
Yang tidak berhenti berderak
Di sudut kota matahari sore menerobos jendela apartemen yang tak pernah dibuka
Burung gereja menyanyikan mars perjuangan
Awan hitam berbaris seperti pasukan demonstran
Yang marah, ingin merobohkan pagar istana
Intrik, makar, konspirasi apalagi semua huru-hara
Awan hitam berbaris seperti pasukan demonstran
Yang marah, ingin merobohkan pagar istana
Intrik, makar, konspirasi apalagi semua huru-hara
Ini masih akan berlangsung
Memekakan telingaku yang sudah rata dengan jalanan
Pandanganku yang selalu nanar
Pada kehilangan taman bunga
Memekakan telingaku yang sudah rata dengan jalanan
Pandanganku yang selalu nanar
Pada kehilangan taman bunga
Duduklah, aku ingin menikmati lagi
Bibir senja, rambutmu yang berkilau langit sutra
Matamu yang bening bagai air telaga
Aku ingin mereguk lagi segelas teh dan ciuman hangat
Sebelum senja berlalu memetik bunga mawar di kelopak matamu
Bibir senja, rambutmu yang berkilau langit sutra
Matamu yang bening bagai air telaga
Aku ingin mereguk lagi segelas teh dan ciuman hangat
Sebelum senja berlalu memetik bunga mawar di kelopak matamu
Di atas Langit Masih Ada Rindu
Plato memandang langit lalu meyakini ada peradaban di dalam air yang terdapat di samudera, dan ia menulis Atlantika
Rumi memandang langit lalu meyakini ada cinta di dalam kemabukan yang terdapat di hati, dan ia menulis Matsnawi
Rumi memandang langit lalu meyakini ada cinta di dalam kemabukan yang terdapat di hati, dan ia menulis Matsnawi
Columbus memandang langit lalu meyakini ada dunia baru yang masih tersembunyi, dan ia menemukan benua Amerika
Newton memandang langit lalu meyakini ada gaya yang menjatuhkan apel ke bumi, dia ia menemukan Gravitasi
Newton memandang langit lalu meyakini ada gaya yang menjatuhkan apel ke bumi, dia ia menemukan Gravitasi
Einstein memandang langit lalu meyakini ada massa dalam kelengkungan ruang waktu, dan ia menemukan Relativitas
Jokpin memandang langit lalu meyakini ada jiwa-jiwa yang tak bisa pulang ke rumah, dan ia menemukan jalan Pintas
Jokpin memandang langit lalu meyakini ada jiwa-jiwa yang tak bisa pulang ke rumah, dan ia menemukan jalan Pintas
Sungguh, langit membuat manusia meyakini dan mencipta hal-hal indah lainnya
Dan, malam ini aku memandang langit lalu menciptakan tulisan ini
Aku meyakini ada sesuatu di sana, dan aku menemukan Rindu
Dan, malam ini aku memandang langit lalu menciptakan tulisan ini
Aku meyakini ada sesuatu di sana, dan aku menemukan Rindu
Penaku Mengajarkan Kedamaian
Di relung jiwa yang hampa
Kulukiskan sesosok sketsa buram
Tentang wajah yang masih tersembunyi
Di antara rasa rindu yang memukau hati
Kulukiskan sesosok sketsa buram
Tentang wajah yang masih tersembunyi
Di antara rasa rindu yang memukau hati
Pada kertas putih polos ini
Pena kasihku mengajarkan kedamaian
Tinta hitam dari penaku telah menghitamimu
Jadikan engkau sebagai pembawa damai jiwaku
Pena kasihku mengajarkan kedamaian
Tinta hitam dari penaku telah menghitamimu
Jadikan engkau sebagai pembawa damai jiwaku
Lalik Kongkar, pemerhati sosial minat kajian politik, sastra, dan filsafat
0 Comments