Ticker

6/recent/ticker-posts

Kedudukan Anjing dalam Al-Qur'an: Anjing Juga Mahluk Tuhan

Ilustrasi anjing. (Foto: Pixabay)

DALAM ISLAM, setiap makhluk memiliki keunikan dan hikmah di balik penciptaannya. Salah satu hewan yang sering disalahpahami kedudukannya adalah anjing. Meski umat Islam diajarkan untuk berhati-hati dalam berinteraksi dengan anjing, Al-Qur'an dan hadis memotret hewan ini sebagai mahluk yang tidak hanya setia, tetapi juga memiliki kegunaan dalam kehidupan manusia. 

Kisah-kisah Al-Qur'an tentang anjing memberikan pesan yang kuat mengenai kasih sayang, perlindungan, dan tanggung jawab manusia terhadap makhluk lain. Berikut ini kisah anjing yang termaktub dalam Al-Qur'an: 

Kesetiaan Anjing dalam Kisah Ashabul Kahfi

Di dalam Al-Qur'an, kata "anjing" muncul dalam bentuk kalbuhum, yang digunakan dalam kisah Ashabul Kahfi. Dalam surat Al-Kahfi ayat 18 dan 22, diceritakan bahwa seekor anjing menemani para pemuda yang mengungsi ke gua untuk mempertahankan iman mereka.

Ayat tersebut berbunyi:

وَتَحْسَبُهُمْ اَيْقَاظًا وَّهُمْ رُقُوْدٌ ۖوَّنُقَلِّبُهُمْ ذَاتَ الْيَمِيْنِ وَذَاتَ الشِّمَالِ ۖوَكَلْبُهُمْ بَاسِطٌ ذِرَاعَيْهِ بِالْوَصِيْدِۗ لَوِ اطَّلَعْتَ عَلَيْهِمْ لَوَلَّيْتَ مِنْهُمْ فِرَارًا وَّلَمُلِئْتَ مِنْهُمْ رُعْبًا

"Dan kamu mengira mereka terjaga, padahal mereka tidur; dan Kami bolak-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri, sedang anjing mereka menjulurkan kedua lengannya di muka pintu gua." (QS. Al-Kahfi: 18). 

M. Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Misbah menjelaskan bahwa anjing ini begitu setia menjaga mereka, seolah melindungi para pemuda Ashabul Kahfi dari ancaman luar hingga akhir hidupnya. Ketika mereka tertidur lelap, anjing tersebut tetap berada di depan pintu gua, menunjukkan sifat setianya yang tak lekang oleh keadaan, (M. Quraish Shihab, 2010, hlm. 295). Tafsir ini menggambarkan bahwa Islam mengakui keberadaan hewan sebagai penjaga, teman, dan makhluk yang mampu menunjukkan kesetiaan yang tulus.

Anjing dalam Perburuan: Kegunaan dan Keahlian yang Terlatih

Selain kesetiaan, Al-Qur'an juga mengakui anjing sebagai hewan yang berguna, khususnya dalam kegiatan berburu. Dalam surat Al-Ma'idah ayat 4, disebutkan kata mukallibin, yang merujuk pada anjing-anjing terlatih. 

M. Quraish Shihab menjelaskan bahwa istilah ini bukan hanya mencakup anjing, tetapi juga hewan-hewan pemburu yang telah diajarkan keterampilan khusus untuk membantu manusia. 

Menurutnya, mukallibin menggambarkan hewan yang sudah benar-benar diajari sehingga patuh pada perintah; mereka tidak akan memakan hasil buruan sendiri dan akan segera kembali membawa hasil buruan itu kepada tuannya ketika dipanggil. (M. Quraish Shihab, 2002, hlm. 31).

Pengajaran pada anjing atau hewan pemburu ini menunjukkan bahwa manusia juga perlu berinteraksi dengan makhluk hidup lain dengan tanggung jawab, menjaga keseimbangan, dan menghargai peran setiap makhluk. Dalam Islam, kerja sama yang bijak antara manusia dan hewan diperbolehkan, asalkan dilakukan dengan penuh perhatian dan cara yang benar.

Hadis tentang Kasih Sayang pada Anjing dan Mahluk Hidup

Kedudukan anjing tidak hanya dikisahkan dalam Al-Qur'an, tetapi juga melalui hadis. Islam sebagai agama rahmatan lil ‘alamin mengajarkan umatnya untuk menghargai kehidupan setiap mahluk, tidak hanya manusia, tetapi juga hewan. 

Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW menyebutkan kisah seorang yang diampuni dosanya karena memberi minum kepada seekor anjing yang kehausan. Sebagaimana dalam hadis shahih riwayat Imam Buchori:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ غُفِرَ لِامْرَأَةٍ مُومِسَةٍ مَرَّتْ بِكَلْبٍ عَلَى رَأْسِ رَكِيٍّ يَلْهَثُ قَالَ كَادَ يَقْتُلُهُ الْعَطَشُ فَنَزَعَتْ خُفَّهَا فَأَوْثَقَتْهُ بِخِمَارِهَا فَنَزَعَتْ لَهُ مِنْ الْمَاءِ فَغُفِرَ لَهَا بِذَلِكَ

“Dari Abu Hurairah Ra, dari Rasulullah Saw, bersabda: "Ada seorang wanita penzina yang diampuni dosanya disebabkan (memberi minum seekor anjing). Ketika dia berjalan ada seekor anjing dekat sebuah sumur yang sedang menjulurkan lidahnya dalam kondisi hampir mati kehausan. Wanita itu segera melepas sepatunya lalu diikatnya dengan kerudungnya kemudian dia mengambil air dari sumur itu. Karena perbuatannya itulah maka dia diampuni dosanya." (HR. Bukhari No. 3074).  

Kisah ini menggambarkan nilai kemanusiaan dan kasih sayang yang Islam anjurkan kepada setiap makhluk hidup. Hadis ini memperlihatkan bahwa tindakan kecil yang penuh kasih dapat menjadi amal yang mendatangkan pahala besar. Islam memandang anjing bukan sebagai makhluk yang rendah, tetapi sebagai hewan yang bisa menjadi sahabat setia dan membawa manfaat.

Dalam kisah Ashabul Kahfi, anjing adalah penjaga setia yang tetap berada di sisi pemuda beriman dalam masa-masa sulit. Dalam berburu, anjing menjadi rekan yang terlatih dan taat. Dan melalui hadis, kita diajarkan nilai kemanusiaan yang tinggi untuk memperlakukan mahluk hidup dengan kasih sayang. 

Dengan menanamkan penghargaan pada setiap mahluk, kita belajar untuk lebih peduli pada ciptaan Allah dan menjalani ajaran Islam dengan penuh rahmat. Di balik panduan dan batasan yang ada dalam Islam, kita diajarkan bahwa setiap makhluk ciptaan Allah memiliki perannya sendiri, dan tugas kita adalah memelihara dan menghargai mereka dengan sebaik mungkin.

Penulis: Muhammad Arsyad, Mahasiswa Ilmu al-Qur'an dan Tafsir UIN Antasari Banjarmasin
Reactions

Post a Comment

0 Comments