Ilustrasi |
Lelapnya Sang Pujangga
mendung rintihkan isyaratnya,
paras ayu yang tersapu genangan
dijejak oleh kaki pujangga fana
memuja dunia dan seisinya,
sanubari rapuh legam oleh sebotol anggur,
pujangga pun,
jatuh tertidur,
hingga mendengkur
paras ayu yang tersapu genangan
dijejak oleh kaki pujangga fana
memuja dunia dan seisinya,
sanubari rapuh legam oleh sebotol anggur,
pujangga pun,
jatuh tertidur,
hingga mendengkur
Nyanyian Pagi
lenguh sapi,
di pematang hijau
memanggil sang anak gembala
pun,
tarian embun menyembul,
sebelum,
tersapu oleh selendang pagi
di pematang hijau
memanggil sang anak gembala
pun,
tarian embun menyembul,
sebelum,
tersapu oleh selendang pagi
Kasih yang Berpeluk
desiran angin menyapu memoriku,
anganku di waktu silam,
berguguran merangkai kata
tentang jalinan kasih,
yang tenggelam,
di pelukan
sang ibu lautan
anganku di waktu silam,
berguguran merangkai kata
tentang jalinan kasih,
yang tenggelam,
di pelukan
sang ibu lautan
Sebuah Jejak
kabut biru memeluk cemara,
bertandar dingin singgah sejenak
dicecapnya riak-riak hujan,
terkabur telah,
jejak-jejak air mata
bertandar dingin singgah sejenak
dicecapnya riak-riak hujan,
terkabur telah,
jejak-jejak air mata
Pada Suatu Malam
semalam,
aku tersanjung oleh senyum si kelam
mengukir legam,
dan bersayap temaram
ia telah menjelma malam,
dan mensyairkan,
sabda-sabda temaram
semalam,
aku tersanjung oleh senyum si kelam
mengukir legam,
dan bersayap temaram
ia telah menjelma malam,
dan mensyairkan,
sabda-sabda temaram
Maria Dominika Tyas Kinasih, lahir di Kabupaten Semarang dan memiliki hobi membaca, menulis, dan bermain musik. Gadis yang menyukai karya-karya Sapardi Djoko Damono ini telah mengeluarkan beberapa karya di antaranya: Tiga Bait di Sepertiga Malam (Haura Publishing, Januari 2021) dan Perempuan di Perguliran Waktu (Haura Publishing, Januari 2024). Penggemar teh lemon ini dapat dihubungi lewat instagram @mariadominika_
0 Comments