Ticker

6/recent/ticker-posts

Hadirkan Syekh Fadi Fuad Alamudin dari Lebanon, Aswaja Centre Unwahas Gelar Dirasah Aswaja An-Nahdliyah

Aswaja Centre Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) Semarang menggelar Dirasah Ahlussunnah wal Jama’ah An-Nahdliyah dengan menghadirkan Syekh Fadi Fuad Alamudin dari Global University Lebanon. Kegiatan ini berlangsung di Hall Wahid Hasyim lantai 6, kampus Universitas Wahid Hasyim Semarang, Selasa (07/06/22).

Kegiatan ini merupakan salah satu upaya Aswaja Centre Unwahas dalam melakukan tranformasi keilmuan dengan melibatkan pembicara dari luar negeri. Hal ini mengarah pada visi Unwahas yang merambah pada internasionalisasi kampus.

Dalam kegiatan tersebut hadir para pejabat Universitas, pimpinan fakultas serta para pemerhati Aswaja di lingkungan Unwahas. Kegiatan dilakukan secara blended dan ditayangkan secara langsung di Unwahas TV. 

Dalam sambutannya, Rektor Unwahas, Prof. Dr. Mudzakir Ali menyampaikan ucapan selamat datang dan menyambut hangat kehadiran Syekh Fuad Fadi Alamudin. Selain itu, ia juga mengenalkan profil singkat kampus yang berkomitmen dalam memegang teguh ajaran Islam Ahlussunnah wal Jama’ah.

Pengasuh Pondok Pesantren Luhur Wahid Hasyim Semarang, Dr. KH. Muhammad Syaifudin. Beliau memberikan pemantik diskusi untuk mengurai tentang eksistensi Aswaja di level dunia serta menjadikanya sebagai pusat berkembangnya pemikiran menuju kejayaan peradaban Islam.

Sementara itu, dalam kesempatan ini, Syekh Fadi Fuad Alamudin, menyampaikan pesan di awal forum agar dalam menyampaikan salam ada kaidah yang perlu diiperhatikan. Artinya tidak berlebihan serta tidak mengubah panjang pendek dari kaidah tersebut. 

Syekh Fadi Fuad menjelaskan bahwa pada zaman Nabi, nama Ahlusunnah wal Jama’ah  belum tersebar di kalangan masyarakat, namun beliau menyebarkan agama Islam kepada para Sahabat sebagaimana yang dilakukan para Nabi sebelumnya. 

Adapun Khawarij muncul pertama kali di luar Ahlu Sunnah Wal Jamaah, mereka yang pada mulanya mengagungkan Sayyidina Ali, lalu pergi dengan mengkafirkan orang-orang yang bersama Sayyidina Ali. 

Lebih lanjut, Aswaja harus mampu menjadi jembatan penyeimbang sekaligus melakukan tindakan yang proporsional dalam mensikapi sebuah konflik di masyarakat, sekaligus memberikan solusi tepat.

Penulis: Dina Lorenza dan Octalia Heri, Pegiat Muda Aswaja Unwahas Semarang

Reactions

Post a Comment

0 Comments