Ticker

6/recent/ticker-posts

Pengembangan Literasi Digital Berbasis Dongeng Sains

Pandemi Covid 19 yang melanda dunia dan Indonesia catatan dalam semua sektor kehidupan, tak terkecuali bidang pendidikan.  Untuk mengurangi penularan Covid-19, beberapa negara menetapkan langkah-langkah pencegahan dan pengendalian infeksi dengan membatasi kontak antar manusia (WHO, 2020). Pemerintah menyarankan atau memerintahkan pembatasan jarak dan pergerakan fisik. 

Sehingga dengan adanya wabah ini, membuat kegiatan pembelajaran yang mulanya dilakukan secara klasikal atau langsung, kemudian diadaptasikan ke pembelajaran jarak jauh atau dalam jaringan (daring).  Akibatnya, pelajar di seluruh dunia harus mentransfer proses pembelajaran dari pengajaran tatap muka ke lingkungan belajar online. 

Selama pandemi, para pelajar tidak memiliki pengalaman belajar secara langsung yang mampu mencukupi kebutuhan ilmu pengetahuan yang perlu dipenuhi dengan pembelajaran online, mereka memerlukan dukungan dari faktor lain untuk keberlangsungan pembelajaran jarak jauh ini. 

Saat ini, dunia pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan kemajuan teknologi digital. Yakubu & Dasuki (2019), menyatakan bahwa Transisi yang lebih sukses ke pembelajaran online dipengaruhi oleh niat pengguna dan kegunaan teknologi. Berdasarkan hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), diketahui bahwa penetrasi pengguna internet Indonesia mengalami kenaikan dari 64,8 persen pada tahun 2018 menjadi 73,7 persen dari total penduduk Indonesia pada pertengahan tahun 2020 (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia, 2021). 

Peningkatan ini dapat secara langsung dirasakan akibat perubahan iklim pembelajaran melalui sistem dalam jaringan dalam seluruh pembelajaran di Indonesia. Individu yang belajar melalui teknologi tidak hanya mengharuskan untuk memiliki keterampilan dan kemampuan yang terkait dengan penggunaan alat-alat teknologi, tetapi juga pengetahuan mengenai norma-norma dan praktik-praktik penggunaan yang tepat, yang dikenal dengan literasi digital (Meyers, Erickson, & Small, 2013). Digital literacy atau literasi digital diartikan sebagai suatu keterampilan individu dalam menggunakan perangkat digital untuk mendukung pencapaian tujuan dalam situasi kehidupan individu.

Sesuai dengan anjuran menteri pendidikan, pembelajaran dilaksanakan dengan cara daring atau jarak jauh. Pendidik dapat memanfaatkan teknologi yang sekarang ini sudah berkembang pesat, diharapkan pembelajaran tidak akan terhambat meskipun tanpa tatap muka. Terdapat beberapa alternatif dalam memanfaat teknologi diantaranya dengan memanfaatkan litersi digital sesuai dengan generasi 4,0. Pemanfaatan literasi digital sebagai bentuk penyesuaian gelombang peradaban keempat yang saat ini dikenal dengan era pendidik 4.0. 

Perkembangan IPTEK yang sangat pesat menuntut pendidik untuk mengembangkan kompetensinya secara berkelanjutan dengan tujuan agar peserta didik memiliki kompetensi abad 21 yang mampu berfikir kritis, kolaboratif dan komunikatif. Adanya pergeseran arah pendidikan selain dalam hal teknologi pendidikan, tentunya berkaitan dengan model pembelajaran pada abad 21 pembelajaran bukan lagi teacher centered learning akan tetapi student centered learning. Hal ini tentu disesuaikan dengan kurikulum pendidikan dasar yang digunakan, yakni kurikulum 2013.

Kurikulum sebagai suatu perangkat yang di jadikan pedoman dalam mengembangkan proses pembelajaran yang berhubungan dengan proses siswa mencapai tujuan pendidikan dan pembelajaran. Pembelajaran tematik integratif pada Kurikulum 2013 akan memberikan ruang yang lebih luas dan bermakna bagi peserta didik dalam mencari pengalaman dan mengkonstruk pengalaman tersebut menjadi pengetahuan baru, peserta didik dengan mandiri mencari hal baru dan juga memiliki control penuh dalam mengembangakan pembelajarannya sendiri, dengan kemandirian peserta didik dalam proses belajar tematik akan membentuk peserta didik yang lebih kreatif. 

Dengan uraian tersebut, bagaimana peran pentingnya kompetensi literasi digital berbasis dongeng sains memberikan warna baru bagi peserta didik dalam belajar, yang tidak dibatasi dengan ruang maupun waktu, peserta didik akan mampu mengeksplore materi pembelajaran tematik lebih luas melalui berbagai jenis literasi digital, sehingga meskipun di masa pandemi saat ini, terdapat keterbatasan tatap muka dalam pembelajaran, hal tersebut bukan menjadi penghalang bagi peserta didik dalam meningkatkan pemahamannya terhadap muatan pembelajaran tematik untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal meskipun di masa pembelajaran jarak jauh akibat adanya wabah Covid-19 sekarang ini.

Konsep literasi digital, sejalan dengan terminologi yang dikembangkan oleh UNESCO pada tahun 2011, literasi digital merupakan kecakapan (life skills) yang tidak hanya melibatkan kemampuan menggunakan perangkat teknologi, informasi, dan komunikasi, tetapi juga kemampuan bersosialisasi, kemampuan dalam pembelajaran, dan memiliki sikap, berpikir kritis, kreatif, serta inspiratif sebagai kompetensi digital. 

Dalam perkembangannya, literasi digital yang kemudian diadaptasi oleh dunia pendidikan dan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia mengemukakan bahwa dalam pendidikan khususnya pada kurikulum 2013 diperlukan adanya keterampilan abad 21 pada siswa yakni terdiri dari kualitas karakter, literasi dasar dan kompetensi. 

Siswa diharapkan memiliki empat kompetensi atau yang disebut 4C terdiri atas Critical Thinking Skills, Creative thinking, Communication, dan Collaboration (Balitbang Kemendikbud, 2017). Dikembangkannya hal tersebut sebagai dasar dalam mencapaian tujuan yang tercanang dalam membangun generasi emas Indonesia tahun 2045. 

Literasi digital sebagai rangkaian gerakan melek media yang dirancang untuk meningkatkan kontrol individu terhadap media yang mereka gunakan untuk mengirim dan menerima pesan. Kata kunci dari penting nya media literasi yaitu bagaimana kita memiliki filter atau kontrol terhadap media yang bisa digunakan untuk pencarian informasi dan hiburan. Landasan hukum perlu diperkenalkan sebagai pengetahuan bahwa kegiatan media literasi dilindungi oleh undang undang dasar. 

Ruang lingkup dari media literasi antar lain literasi teknologi, literasi informasi, literasi tanggung jawab dan kompetensi. Pengetahun akan literasi teknologi disesuaikan dengan teori determinasi tekhnologi yang mengatakan bahwa masyarakat dalam kehidupannya mengikuti perkembangan teknologi.

Berdasarkan lampiran Permendikbud No. 67 Tahun 2013 tentang Kurikulum Sekolah Dasar (2013, 132), pembelajaran tematik integratif merupakan pendekatan pembelajaran dengan mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema. Mata pelajaran Pendidikan Agama dan budi pekerti dikecualikan untuk tidak menggunakan pembelajaran tematik integratif. Kementrian Pendikdikan dan Kebudayaan (2013, 192-193) menjelaskan bahwa pembelajaran tematik terpadu/tematik integratif menggunakan tema sebagai pemersatu kegiatan pembelajaran yang memadukan beberapa mata pelajaran sekaligus dalam satu kali tatap muka. 

Sehingga peserta didik memperoleh pengalaman belajar yang lebih bermakna, karena peserta didik selalu melalui pengalaman secara langsung dalam proses memahami berbagai konsep yang mereka pelajari kemudian menghubungkannya dengan konsep lain yang telah mereka kuasai. Tema yang ada diharapkan mampu merajut makna berbagai konsep dasar dan kompetensi sehingga peserta didik tidak belajar konsep dasar secara sebagian. Dengan demikian, pembelajarannya memberikan makna secara utuh kepada siswa.

Suatu bentuk penguasaan literasi digital dari para siswa sekolah dasar dengan pembuatan dongeng sains diharapkan dapat meningkatkan minat belajar untuk tetap bertahan dalam sulitnya transfer ilmu melalui pembelajaran jarak jauh. Aksees teknologi digital yang dapat dimanfaatkan siswa dalam pembelajaran secara tatap muka viertual menggunakan animasi dongeng sains yang telah di desain dengan disesuaikan pada materi atau muatan tematik di Sekolah Dasar. 

Oleh karena itu, dengan keadaan zaman yang semakin maju dan teknologi yang semakin mutakhir, makai dak tertutup pula kemunkinan bahwa pendidikan harus turut serta dalam pengembangan literasi  digital untuk meningkatkan kemampuan diri maupun kualias pendidikan Indonesia. Adapun hal ini dapat diambil sebuat kebijakan yang kreatif yakni dengan memanfaatkan pengaplikasian dongeng sains untuk pembelajaran tematik yang sesuai dengan pembelajaran yang beririentasi pada ketercapaian tujuan pendidikan nasional Rebuplik Indonesia secara optimal.

Penulis: Nurul Nisah, Mahasiswi Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara

*) Artikel ini pernah dimuat di Website Griya Riset Indonesia

Reactions

Post a Comment

0 Comments