Ticker

6/recent/ticker-posts

GRI Tutup Kelas Akademi Level I dengan Berbagi Teknik Menulis Artikel

Semarang, DARUS.ID - Griya Riset Indonesia (GRI) menutup kelas akademi riset dan kepenulisan level satu dengan teknik menulis artikel di media massa, Sabtu (30/10/21).

Kegiatan yang digelar secara online lewat Zoom Meeting ini dipandu oleh Laila Fajrin Rouf, aktivis GRI dan menghadirkan Wildan Hefni, penulis sekaligus mentor Griya Peradaban.

Direktur Griya Riset Indonesia, Amrizarois Ismail, dalam sambutannya mengucapkan terima kasih atas antusias dan konsistensi para peserta dalam mengikuti program hingga akhir sesi. Ia berharap para peserta mampu menerapkan ilmu yang telah didapatkan untuk menciptakan suatu karya.

Sementara itu, Wildan Hefni memulai materi dengan membahas urgensi literasi dan imunitas bangsa. Menurutnya, tradisi riset dan kepenulisan mampu mengokohkan bangsa.

Ia menambahkan penjelasannya dengan mengambil pelajaran dari buku The Death of Expertise karya Tom Nichols. Riset dan kepenulisan mampu mencegah matinya para pakar karena munculnya teknologi dapat membuat ahli secara instan serta dapat memporak-porandakan masa depan.

"Nah dalam konteks Indonesia, The Death of Expertise ini kita butuhkan. Jangan sampai literasi yang ada di media online Indonesia berisi tulisan yang diskriminasi. Maka kemudian, saya ingin mengilustrasikan bahwa tulisan artikel ilmiah itu menjadi penting untuk mewarnai jagat literasi Indonesia agar tidak terjadi apa yang digambarkan oleh Tom Nichols, maka kalian yang bergabung di Griya Riset Indonesia (GRI) melalui karya ilmiah mampu menegaskan narasi keindonesiaan yang utuh,” katanya.

Pria kelahiran Sumenep ini juga memberikan tiga kunci menyusun karya ilmiah. Pertama, istafti yadak yaitu membiasakan tangan untuk menulis. Kedua, istafti fikrak (memperbanyak bacaan, berpikir, menemukan ide) dan istafti qolbak yaitu fokus pada sisi spiritual, berdoa dengan menggunakan hati.

“Saya tidak ingin terjebak menjelaskan secara teoritis, saya ingin membaca nama-nama misalnya mbak Laila Fajrin, Muhammad Khozin berada di media Indonesia. Alumni Griya Riset Indonesia (GRI) harus ada bukti yang diberikan,” ujar Wildan.

Menurutnya, agar tulisan kita bisa dimuat oleh media tertentu maka harus mengikuti syarat dan ketentuan yang sudah diberlalukan oleh media tersebut. Ia juga menyampaikan bahwa salah satu tulisan yang bisa dimuat yaitu tulisan yang aktual, relevan dan merupakan isu yang berkembang di masyarakat.

Penulis: Afifatun Ni’mah
Reactions

Post a Comment

0 Comments