Ticker

6/recent/ticker-posts

Persiapkan Rohani Menyambut Bulan Ramadhan


Bukan hanya memberikan kebahagiaan bagi manusia yang masih hidup di dunia. Mereka yang sudah meninggal dunia pun akan dibebaskan dari siksa neraka pada setiap bulan Ramadhan. Keistimewaan ramadhan ini tercermin dalam ungkapan hadist berikut:

أن عذاب القبر يرفع عن الموتى في شهر رمضان 

"Sesungguhnya azab kubur diangkat dari orang yang meninggal selama bulan Ramadan." (HR. Al-Qurthubi).

Bulan yang paling mulia dalam Islam ini, menghamburkan rahmat, pengampunan, dan jaminan pembebasan dari api neraka bagi yang sungguh-sungguh bertakwa di bulan tersebut. Dengan berbagai keutamaannya, bulan ini membuat Nabi Muhammad SAW melantunkan doa sejak 60 hari 60 malam sebelumnya. 

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ

Duhai Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan bulan Sya’ban dan sampaikanlah (pertemukanlah) kami dengan bulan Ramadhan.

Doa tersebut menjelaskan bahwa Rasulullah SAW tidak hanya meminta berkah bulan Rajab dan Sya’ban, tapi juga memohon panjang umur agar bisa berjumpa dengan bulan Ramadhan. Ini bertanda Ramadhan bagi beliau adalah momen utama yang ditunggu-tunggu. Bahkan, Rasulullah melakukan persiapan khusus di bulan Sya’ban antara lain dengan memperbanyak puasa dan sedekah.

Dalam kebiasaanya, menjelang bulan Ramadhan orang berbondong-bondong belanja ke pasar atau supermarket membeli berbagai kebutuhan bulan puasa. Stok makanan kaleng, sirup botolan untuk berbuka puasa, atau membeli daging untuk persiapan bulan Ramadhan hari pertama.

Tidak melulu berkaitan dengan bahan makanan, kita juga harus mempersiapkan diri untuk bisa beribadah dengan tenang saat Ramadhan tiba. Karena hal pertama yang perlu kita tinjau adalah persiapkan rohani kita. 

Sambutlah bulan Ramadhan dengan jiwa yang bersih dan hati yang tulus (ikhlas). Alangkah lebih baik jika kita mulai introspeksi diri, mengevaluasi perilaku buruk, lalu bertaubat serta memohon ampun kepada Allah SWT. Tahapan ini penting agar kita menjadi pribadi yang suci saat melangkahkan kaki di bulan suci. Hal selaras juga disampaikan Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam kitab al-Ghuniyah, menganjurkan agar umat Islam menyambut bulan Ramadhan dengan menyucikan diri dari dosa dan bertobat dari kesalahan-kesalahan yang telah lampau.

Ramadhan adalah momentum penting yang dalam sebulannya penuh keberkahan dan keistimewaan. Kita perlu menata niat yang baik untuk menyambut bulan suci ini.  Kegembiraan yang terpancar atas datangnya bulan ini sepatutnya kita arahkan untuk menggapai ridha Allah SWT. 

Salafusshaleh mencontohkan kita, dengan membuat perencanaan akan diisi apa sebulan ini. Di antaranya berapa kali dia akan mengkhatamkan membaca Al-Quran, berapa kali salat malam, berapa akan bersedekah dan memberi makan orang berpuasa, berapa kali menghadiri pengajian dan membaca buku agama.

Di sisi lain kuantitas telah direncanakan, kualitas ketakwaan kita juga harus ditingkatkan. Sehingga Ramadhan nanti tidak sekadar ajang berlomba-lomba memperbanyak jumlah amal ibadah, tapi juga meningkatkan nilai keikhlasan ibadah yang kita jalani. 

Puasa itu sendiri memiliki makna imsak yang berarti menahan. Di dalamnya terkandung hikmah penempaan diri dalam menguasai hawa nafsu. Melalui persiapan rohani yang matang, kita diharapkan bisa menahan gejolak nafsu yang mungkin menyenangkan tapi sebetulnya menjerumuskan. Dan kita berharap agar tidak termasuk orang dalam sabda rosul:

كَمْ مِنْ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلَّا الْجُوعُ

Artinya: “Banyak orang yang berpuasa, namun ia tak mendapatkan apa pun dari puasanya selain rasa lapar saja.” (HR Imam Ahmad)

Ramadhan sudah di depan mata, maka inilah waktunya untuk memperkuat niat dan mengimplementasikan ajaran-Nya untuk perubahan yang lebih baik. Semoga ramadhan kita kali ini berjalan penuh keberkahan, keindahan, dan tentunya lebih baik daripada sebelumnya.

Penulis : M Fauzan Aflachi, Mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Walisongo


Reactions

Post a Comment

0 Comments