Ticker

6/recent/ticker-posts

Filsafat Hellenisme, Filsafat Praktis untuk Kehidupan

Setelah Aristoteles meninggal dunia, pemikiran filsafat Yunani merosot. Karena lima abad sepeninggal Aristoteles terjadi kekososngan, sehingga tidak ada ahli pikir yang menghasilkan buah pemikiran filsafatnya seperti Plato atau Aristoteles, sampai munculnya filosof Plotinus (204-270 SM). Lima abad dari adanya kekosongan di atas diisi oleh aliran-aliran besar (seperti: Epikurisme, Stoaisme, Skeptisme, dan Neo Platonisme). 

Filsafat Hellenisme ini dimulai pada pemerintahan Alexander Agung (356-23 SM) atau Iskandar Zulkarnain raja Macedonia. Pada zaman ini terjadi pergeseran pemikiran filsafat praktis. 

Epicurisme

Sebagai tokohnya Epicurus (341-271 SM). Lahir di Samos dan mendapatkan pendidikan di Athena. Ia mendapat pengaruh ajaran Demokritos dan Aristophos. Pokok ajarannya adalah bagaimana agar manusia itu dalam hidupnya bahagia. Oleh Epicurus dikemukakan bahwa agar manusia dalam hidupnya bahagia terlebih dahulu harus memperoleh ketenangan jiwa (ataraxia). 

Stoaisme

Sebagai tokohnya adalah Zeno (366-264 SM) yang berasal dari Citium, Cyprus. Ajarannya mempunyai kesamaan dengan Epicurus. Pokok ajarannya adalah bagaimana manusia dalam hidupnya dapat bahagia. Untuk mencapai kebahagaiaan tersebut manusia harus harmoni terhadap dunia (alam), dan harmoni dengan dirinya sendiri. 

Skeptisme

Sebagai tokohnya adalah Pyrrhe (360-270 SM). Pokok ajarannya adalah bagaimana cara manusia agar dapat hidup berbahagia. Hal ini ia mensinyalir bahwa sebagian besar manusia itu hidupnya tidak bahagia, sehingga manusia sukar sekali mencapai kebijaksanaan. 

Neoplatonisme 

Sebagai tokohnya Plotinus dan Ammomius Saccas. Kurang lebih 5 abad sesudah Aristoteles meninggal dunia, muncul kembali filsafat Yunani yang untuk terakhir kalinya. Munculnya kembali pemikiran filsafat Yunani ini bersamaan dengan munculnya agama Kristen (awal abad Masehi).


Baca Artikel Lainnya: 

Reactions

Post a Comment

0 Comments