Ticker

6/recent/ticker-posts

Menyingkap Misteri Corona dari Kacamata Agama

Judul Buku: Corona Ujian Tuhan

Penulis: Quraish Shihab 
Penerbit: Lentera Hati
Tahun Terbit: April 2020
Tebal: 138 halaman  

SEJAK MUNCUL pertama kali di Wuhan, China pada akhir Desember 2019 lalu, virus corona menjadi topik yang belum tuntas dibahas hingga kini. Setiap hari media-media kita selalu menghadirkan beragam informasi terbaru seputar virus corona. Sementara itu para warganet juga turut meramaikan kasus corona di jejaring sosial mereka masing-masing.

Ada berbagai pendapat dan penjalasan mengenai virus corona. Tidak hanya dari pakar medis saja, melainkan juga dari kalangan pemuka agama. Pasalnya dampak yang ditimbulkan dari pandemi ini begitu kompleks terhadap aktivitas manusia. Sehingga tidak sedikit para ulama yang turut angkat bicara terkait permasalahan ini.

Sebagai pegangan manusia dalam menjalani kehidupan, agama diharapkan mampu menjawab krisis yang terjadi saat ini. Berbagai penjelasan telah banyak diungkupkan para ulama. Namun permasalahnya, banyak orang yang mengaku dirinya sebagai ulama lantas turut memberikan penjelasan dan menetapkan hukum. Padahal kapasitas keilmuan agama yang dimiliki masih diragukan. Lebih berbahaya lagi jika pendapatnya diikuti oleh orang lain.

Cendekiawan muslim dan mufasir terkenal Quraish Shihab merespon beragam fatwa dan tafsir tentang corona yang banyak beredar di media sosial. Melalui buku Corona Ujian Tuhan; Sikap Muslim Menghadapinya ini, ia menampik penjelasan agamawan yang tidak disertai dengan landasan dan logika berpikir yang tepat. Quraish Shihab juga mencoba mengungkap dan memberikan jawaban atas permasalahan virus corona dari kacamata agama dengan dasar Al- Qur’an dan hadis.

Azab dan Tentara Allah?

Sebelumnya banyak yang menilai bahwa virus corona ini adalah azab dari Allah. Apalagi pada awal kemunculannya di China, ada yang mengaitkan bahwa ini adalah balasan untuk orang-orang yang melakukan tindakan persekusi kepada kelompok muslim di Uighur, China. Quraish Shihab menilai pendapat tersebut kurang tepat. Ia mengatakan, virus corona bukanlah azab, melainkan ujian yang diberikan Allah untuk hamba- Nya.

Dalam buku ini Quraish Shihab menjelaskan perbedaan antara azab dan ujian berdasarkan Al- Qur’an surat An- Nisa’ ayat 147. Azab hanya menimpa kepada umat yang durhaka, sementara ujian diberikan Allah untuk seluruh hamba- Nya, baik muslim maupun non muslim. Ia juga memperkuat dengan perkataan Ali bin Abi Thalib, “Kalau musibah menimpa orang durhaka, berati itu azab. Bila menimpa yang taat, itu adalah ujian atau cobaan,” (halaman 16). Sementara wabah yang kita hadapi ini menjangkit hampir seluruh negara di dunia, termasuk negara yang mayoritas penduduknya Islam.

Dunia maya juga sempat ramai dengan pendapat seorang ulama yang mengatakan bahwa corona adalah tentara Allah. Dalam hal ini Quraish Shihab tidak sepakat. Memang benar jika di dalam Al- Qur’an terdapat term junud (tentara) Allah pada surat Al- Muddatsir ayat 31. Namun penafsiran tentara Allah tersebut tidaklah tepat jika dikontekskan dengan permasalahan corona. Menurutnya, hanya Allah yang mengetahuinya dan untuk menetapkannya pun harus berdasarkan penyampaian Allah atau rasul- Nya. Sedangkan manusia biasa tidak memiliki kapasitas pengetahuan yang lebih untuk menetapkan tentara Allah atau bukan.

Quraish Shihab juga mengatakan bahwa kalau pun benar virus corona tentara Allah, tidak wajar jika kita membasminya. Dengan demikian maka sama saja kita memerangi Allah. Ia pun menambahkan, bahwa corona adalah peringatan dari Allah agar manusia mengakui kesalahan dan dosanya. Sehingga dapat memperbaiki diri dan terus mendekat kepada- Nya.

Menghindari Bahaya

Pemerintah Indonesia berupaya keras untuk mencegah dan memutus rantai penyebaran virus corona. Sejumlah kebijakan diterapkan, termasuk imbauan untuk melakukan ibadah di rumah. Namun dalam praktiknya tidak lepas dari problematika. Banyak ulama berpendapat bahwa ibadah tetap dilakukan sebagaimana mestinya. Bahkan orang yang memilih beribadah di rumah daripada di masjid dianggap lebih takut kepada virus (mahluk) daripada takut kepada Allah.

Mengenai hal tersebut, Quraish Shihab justru menganjurkan masyarakat untuk mengikuti kebijakan dari pemerintah dengan melakukan ibadah di rumah. Ibadah di rumah dinilai menjadi langkah tepat karena termasuk dalam melindungi keselamatan jiwa. Ia juga menjelaskan bahwa dalam agama terdapat istilah dlarurat atau hajat. Di mana seseorang harus berlindung ketika jiwa dan kehormatannya berada dalam ancaman.

Jika kita kontekskan dengan keadaan saat ini, ibadah di rumah menjadi bentuk ikhtiar untuk menghindari bahaya virus corona. Sementara itu Islam sebagai agama rahmatan lil alamin, terdapat rukhshoh atau keringanan bagi pemeluknya dalam beribadah. Allah juga berfirman dalam surat Al- Baqoroh ayat 195 tentang larangan bagi seseorang untuk menjerumuskan diri dalam keadaan yang dapat membahayan keselamatannya.

Buku Corona Ujian Tuhan; Sikap Muslim Menghadapinya ini hadir dalam kondisi yang tepat. Ketika di media sosial beredar penjelasan dari perspektif agama tanpa landasan yang kuat. Banyak pula orang-orang yang mengutip potongan-potongan ayat maupun hadis lalu dengan mudah memberikan fatwa. Namun orang-orang tersebut tidak memiliki bekal pengetahuan dan pemahaman agama yang cukup.

Quraish Shibab mencoba menyingkap permasalahan corona dari kacamata agama melalui buku ini. Dengan landasan Al- Qur’an dan hadis keumudian mengontekstualisasikannya dengan situasi dan kondisi yang terjadi di masa pandemi ini. Buku ini dapat menambah pandangan umat muslim dalam menyikapi kasus virus corona. Dan terlebih agar kita tidak terjebak dengan fatwa dan penjelasan dari orang-orang yang mengaku dirinya sebagai ulama namun masih minim pengetahuan dan pemahaman tentang agama.

Reactions

Post a Comment

0 Comments