Ticker

6/recent/ticker-posts

Dosen UIN Walisongo dan Unika Soegijapranata Berkolaborasi Bekali Masyarakat Sulap Sampah Organik Menjadi Sabun

Foto bersama usai kegiatan Pelatihan Pembuatan Sabun Organik dari Sampah Organik Rumah Tangga

Semarang, DARUS.ID - Makanan menjadi kebutuhan pokok bagi penduduk di seluruh negara. Sekitar 30 persen dari makanan yang diproduksi untuk konsumsi manusia hilang atau terbuang pada proses panen dan proses konsumsi atau dikenal sebagai kehilangan makanan dan limbah FLW (Food Loss and Waste). 

Hal inilah yang menjadi inspirasi bagi Kolaborasi Pengabdian Dosen UIN Walisongo Semarang dan Unika Soegijapranata Semarang mengadakan Pelatihan Pembuatan Sabun Organik dari Sampah Organik Rumah Tangga.

Tim Pengabdian dari Jurusan Kimia (Prodi Kimia dan Prodi Pendidikan Kimia) UIN Walisongo Semarang terdiri dari Teguh Wibowo, M.Pd dan Mutista Hafshah, M.Si. 

Sedangkan tim dari Unika Soegijapranata dikoordinatori oleh Amrizarois Ismail, M.Ling. Kegiatan yang dilaksanakan di TPST Sido Rahayu Sodong Kecamatan Mijen ini juga melibatkan mahasiswa kedua perguruan tinggi sebagai wahana pengabdian kepada masyarakat.

Teguh menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan membekali masyarakat untuk mampu mengolah sampah organik rumah tangga yang selama ini tidak tersentuh.

“Selama ini sampah rumah tangga yang sering diolah adalah berupa plastik bungkus makanan, botol minuman maupun kaleng. Sampah sayuran dan buah sering dibuang begitu saja. Padahal dari segi manfaat sangat banyak sekali” katanya.

Ia menambahkan, pelatihan ini dilakukan secara berkelanjutan diawali dengan Pelatihan Pembuatan Garbage Enzyme dari bahan sampah organik rumah tangga yang dilakukan tiga bulan lalu. Kemudian pada 29 Oktober 2022 diadakan kegiatan pelatihan pembuatan sabun.

"Kegiatan dibuat jeda tiga bulan, karena pembuatan garbage enzyme membutuhkan waktu sekitar tiga bulan. Selama jeda kegiatan tersebut, dilakukan pemantauan garbage enzyme yang sudah dibuat pada pelatihan sebelumnya," imbuh Teguh.

Selanjutnya, Amrizarois mengatakan bahwa pembuatan Garbage enzyme cukup sederhana. Bahan yang digunakan yaitu sampah organik (sayuran atau buah), air dan molase (sebagai sumber glukosa). 

Ditambahkan, Garbage enzyme juga bermanfaat sebagai anti septik, pupuk tanaman, cairan pembersih, dan pengusir hama. Bahkan sisa sampah organik yang telah terfermentasi bisa digunakan untuk membantu mempercepat proses pembuatan Garbage enzyme selanjutnya dan penguaraian di dalam septitank serta kompos.

Selain itu, Amrizarois juga menjelaskan bahwa dibutuhkan pendampingan langsung oleh para akademisi (dosen) untuk ikut serta membangun peradaban yang ada di masyarakat.

“Perguruan Tinggi juga harus kolaborasi untuk memberikan sumbangsih keilmuan kepada masyarakat guna meningkatkan kualitas masyarakat Indonesia” ujar pria yang juga sebagai Direktur Griya Riset Indonesia ini.

Mujiati selaku Ketua TPST Sido Rahayu menyampaikan bahwa kegiatan ini sangat dibutuhkan masyarakat seperti komunitas pengolahan limbah yang ada di daerah-daerah. 

"Harapannya kegiatan seperti ini dapat dilakukan secara berkelanjutan," ungkap Mujiati. 

[Redaksi Darus.id]

Reactions

Post a Comment

0 Comments