Ticker

6/recent/ticker-posts

The Throne of The Lost

Ilustrasi: Alfero Kumara Putra

DI BALIK gelapnya malam terlihat secercah cahaya dari api unggun yang dinyalakan oleh Winfred Peytone, seorang anggota pencuri Kinsleye. 

"Bagaimana hasil curianmu di Dunstan ?" tanya Blake. 

"Ya... Hasilnya cuma sedikit karena warga Dunstan banyak yang pindah ke ibukota kerajaan," jawab Winfred sambil menjaga api agar tidak padam. 

Dari kejauhan terlihat Edwin sedang terburu-terburu untuk menghampiri kedua temannya, "Hey Blake... Win... Win... Winfred," ucap Edwin dengan terengah-engah. 

Kedua nya menyahut dengan cepat "Ada Apa?". 

"I... I... Itu a... aku dapat kabar," ucap Edwin sambil mengatur nafasnya. 

Winfred lalu memotong pembicaraan Edwin, "Ayo teman duduk dulu... Tenangkan dirimu", sambil menyodorkan botol yang berisi air. 

"Terimakasih Winfred," jawab Edwin sambil meletakkan botol ke tanah. 

"Tadi kamu dapat kabar apa?" tanya Blake  dengan muka penasaran. 

"Itu aku tadi dapat kabar dari warga yang melintas.. katanya yang mulia raja menghilang dari istana," jawab Edwin sambil melihat kedua temannya.

Sontak Winfred dan Blake kaget dengan kabar yang baru saja disampaikan oleh Edwin. "Bagaimana kalau besok pagi kita ke ibu kota kerajaan untuk melihat situasi yang terjadi?" tanya Winfred dengan penuh semangat. 

Keduanya lalu menjawab bersamaan "Aku setuju!"

Setelah berbincang-bincang akhirnya mereka bertiga tidur dengan nyaman di dalam tenda. Hari telah berganti pagi, sinar matahari mulai masuk ke dalam tenda. 

"Ayo teman-teman bangun, kita harus segera bersiap-siap!" ucap Winfred. 

"Baik Winfred, kami sudah bangun," jawab Edwin dan Blake secara bersamaan.

Tak terasa Winfred, Edwin, dan Blake telah selesai bersiap-siap menuju ibukota kerajaan. 

"Oh iya Winfred ini kita ke ibukota kerajaan nya bagaimana?" tanya Blake penuh harap. 

"Hmm… kita jalan kaki saja, kan cuma dekat," jawab Winfred dengan santai. 

"Kamu Gila Ya... jarak dari sini ke ibu kota kerajaan lima kilometer," jawab Edwin sambil menunjuk Winfred. 

"Iya jarak ke ibu kota kerajaan jauh. Apa kita naik kereta kuda saja, tapi dapat darimana keretanya?" timpal Blake. 

"Haha.. aku punya ide. Nanti di tengah jalan kalau ada kereta kuda lewat kita curi saja, bagaimana teman-teman?" jawab Winfred dengan licik. 

"Iya aku ikut saran mu saja" ucap Edwin.

Setelah satu jam perjalanan akhirnya mereka bertiga sampai di ibu kota kerajaan dengan selamat.

Di lain tempat. Harper Rakee sedang menyusun rencana untuk melakukan pembunuhan terhadap Raja Edmund.

"Bagaimana dengan Raja, apa kamu sudah dapat kabar dari Cenric?" tanya Nixon. 

"Aku sudah dapat kabar. Kata Cenric, dia dan anak buahnya sudah menyekap Yang Mulia Raja di ruang Esmond… itu ada di Istana Osbournee," jawab Harper sambil menyodorkan kertas berisi rencana yang akan dilakukan. 

"Wah… rencana yang sungguh menakjubkan sekali. Mari kita bersiap-siap menuju istana," ucap Nixon dengan gembira. 

Kemudian mereka berdua mulai menuju ke Istana Osbournee. 30 menit perjalanan Harper dan Nixon sampai di Istana Osbournee. 

"Wow… Istana Osbournee sangat indah sekali, terakhir kali aku kesini tidak seindah sekarang," ucap Nixon kagum. 

"Sudahi kekagumanmu Nixon… ayo kita lakukan tugas kita," ucap Harper. Mereka berdua lalu menuju ruang Esmond.

"Tok.. Tok.. Tok," suara ketukan pintu yang di susul suara pria "Siapa Disana?". 

"Ini aku Harper dan Nixon" jawab Harper sambil membuka pintu. "Wah akhirnya kalian datang juga," ucap Cenric ramah. 

"Ha Ha Ha... lihat di depan kita raja yang lemah," ucap Harper sambil mengangkat pedangnya. "Ayoo kita langsung eksekusi saja," ucap Harper penuh semangat. 

Tanpa basa-basi Harper mengayunkan pedangnya mengenai tubuh Raja Edmund. Akhirnya Raja Edmund tewas di tangan Harper Rakee, seorang pembunuh bayaran yang keji. Mereka lalu bergegas untuk memindahkan jasad raja dan membuang barang bukti.

Di waktu yang bersamaan, muncul berita di kalangan masyarakat bahwa Yang Mulia Raja Edmund telah meninggal dengan dibunuh secara keji. Dan juga para bangsawan mulai resah karena Raja Edmund tidak memiliki penerus. Akhirnya para anggota bangsawan mulai terpecah belah.

Malam hari saat acara pesta di kediaman Duke of Whittemoree, terjadi kekacauan dikarenakan para anggota bangsawan beradu argumen siapa yang cocok untuk menjadi raja menggantikan Raja Edmund yang telah tiada.

"Hey dasar… padahal kamu hanya seorang Baron," ucap Auden Duke of Dalton. 

"Enak aja harusnya suamiku yang cocok menggantikan Raja Edmund," timpal Averil Marchioness of Woodwarde.

Satu bulan telah berlalu setelah pesta di kediaman Duke of Whittemoree. Di tengah hutan yang rimbun, para anggota bangsawan mulai menyerang satu sama lain dengan berperang. Menunjukkan eksistensi kekuatan dari bangsawan. Tak terasa sudah satu minggu, akhirnya perang usai. Tidak ada yang menang maupun kalah, karena semuanya mati oleh ketamakan dan keserakahan mereka yang tidak mau untuk mengalah demi suatu tahta.

Penulis: Muhammad Alfero Kumara Putra, Mahasiswa Ilmu Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 

Reactions

Post a Comment

0 Comments