Ticker

6/recent/ticker-posts

[Puisi] Makna Bunga

Buat apa jadi bunga bila tidak mekar mandiri. Buat apa jadi bunga bila tidak terbang ke langit tinggi. Buat apa jadi bunga jika tidak bisa menabur benih sari. Buat apa jadi bunga bila tidak bisa jadi bunga merdeka. Buat apa jadi bunga bila digigit rumput-rumput liar. Luka masih dirasa dan terasa perih. Bunga merdeka adalah harapan dari cita-cita. Timbul dari pengetahuan dan mimpi. Timbul dari sesobek catatan kecil dan liar. Timbul dari catatan-catatan kecil seorang pemimpi dan pemberi kenikmatan. Bunga-bunga menyebar wangi ke seluruh bumi dan menebar cinta. Bunga-bunga tidak merdeka bila masih hidup merasakan sakit dan perih. Bunga-bunga tidak merdeka bila masih dikoyak ketakutan dan kesuraman. Bunga-bunga tidak merdeka seperti bendera jika masih diterkam daun gerigi dari tumbuh-tumbuhan lain.

Bunga tumbuh seperti mimpi dari dunia peri. Dia suara alam panggilan jiwa yang terhubung ke batin ke setiap anak manusia. Bunga tumbuh dan berkibar seperti warna bendera. Warna bendera putih dan tulus seperti air susu surga. Bunga warna putih adalah dasar dari setiap bunga yang merdeka dan tidak pernah berhenti jadi bunga warna putih. Sebab warna bunga yang merah, ungu, hitam itu adalah warna bunga yang menutupi warna bunga putih. Sebenarnya, bunga itu butuh dibelai dan disiram dengan ketulusan. Supaya tidak merasakan kering dan layu. Bunga butuh warna-warna pelangi sebagai penghias diri. Bunga juga sudah tidak merdeka bila dicampakkan begitu saja. Sebab dia memang bunga dan benar-benar bunga. Bunga tumbuh dari bumi pertiwi dan merasakan liku hidup sebagai sebuah bunga yang tumbuh dan berkembang.

Bunga tidak bisa dipetik begitu saja. Bunga harus ditumbuhkan tanpa dipetik. Bunga jangan dipatahkan dan jangan dirawat dengan wangi perih. Sebab bunga yang seperti itu nanti jadi bunga yang luka dan hitam. Warna hitam pada bunga adalah kesedihan dan trauma. Jiwa bunga lembut dan tidak kaku seperti besi. Bunga adalah keindahan taman dunia ini.

Pati, Agustus 2021 

Karya: Muhammad Lutfi, penulis asal Pati, Jawa Tengah


Reactions

Post a Comment

0 Comments