Dalam hidup, kita seringkali merasa sial dan diberi cobaan yang ngadi-ngadi oleh Tuhan. Sehingga, seolah-olah hanya kita yang beban hidupnya paling berat di antara para manusia lainnya. Setelah itu, mudah saja bagi kita menyalahkan keadaan dan orang-orang sekitar atas beban tersebut.
Kita jadi lupa nikmat yang telah Tuhan berikan dengan sifat Maha Entengan-Nya. Padahal aslinya kita juga masih bisa enjoy dengan hidup yang under pressure. Hanya saja, kita selalu berlebihan dalam merespon hal yang tidak enak karena seolah ada magnet susah dalam diri kita.
Nah, soal mengatasi jangan merasa susah saat susah, biar saya ingatkan tipsnya agar bisa diamalkan.
Bersyukur
Kenapa bersyukur? Ya karena memang begitu seharusnya. Kita kan sudah sering bahkan mungkin bosan mendengar orang berkoar-koar bahwa semakin kita bersyukur, semakin makmur alias ditambah nikmat kita. Karena ada banyak hal yang harusnya kita syukuri. Misalnya, nikmat berupa sehat, keluarga yang hangat, sahabat yang ada setiap saat, lingkungan yang mendukung kita menjadi orang yang hebat dan sebagainya.
Bersyukur itu diciptakan oleh pikiran yang positif dan hati yang terbuka. Kita yang menahkodai diri kita, mau dibawa kemana pikiran ini ketika akan mengambil keputusan, ketika sedang manghadapi permasalahan, dan ketika kita terpojok oleh keadaan.
Pilihannya ya mau memandang dari sudut pandang positif atau negatif. Jika positif hasilnya alhamdulliah, namun apabila negatif berakhir mengeluh, "Gusti, gini amat ya hidupku". Jadi sambat setiap saat.
Selain pikiran, hati juga butuh diajari lapang, menerima yang sudah menjadi garis takdirnya. Sebagaimana kita menerima keluarga yang sudah dipilihkan, kita juga harus bisa belajar menerima cobaan yang telah ditetapkan. Jika hati sudah sadar dan bisa menerima, maka akan mudah mengarahkan diri kita untuk tidak gampang pengen punya ini pengen punya itu. Maksudku, tenangno atimu (tenangkan hatimu)..
Pasrah Pada Tuhan
Kalo udah masuk level ini berarti susahnya udah pol-polan alias mentok. Gini, saat kita sudah berusaha semaksimal mungkin untuk tidak susah, tapi kalo jalannya lagi terjal ya mau bagaimana lagi kan. Jika usaha sudah, berdoa nyambi sambat netes eluh juga sudah, jalan satu-satu ya pasrah aja sama Tuhan. Yakin, sesuatu yang sudah maksimal kita usahakan, tapi tak kunjung ringan, maka biarkan itu menjadi urusan Tuhan.
Nggak usah ngoyo alias ngoyak dunyo, hidup sudah susah jangan dibuat makin susah dengan mengejar hal-hal tak ada sudahnya. Kalo orang Jawa bilang “sing sumeleh, le” (yang ikhlas, le). Toh, namanya juga hidup, kadang bercahaya kadang juga redup. Pokoknya, kalo sudah buntu, jangan sungkan meminta pada Tuhan untuk membukakan jalan.
Semakin kita rasakan kesusahan yang sedang kita alami, semakin terasa berat beban yang kita tanggung nanti. Lhos aja, pas lagi dapet cobaan ya cobain, pas lagi dapet nikmat, ya nikmatin. Tuhan Maha Tahu karepe atimu, Tuhan ngerti kalo kita bakal butuh Dia, makanya kadang dipojok-pojokin, biar kita bersimpuh dan mengaku lemah pada-Nya. Biar kita juga nggak sombong, karena sekuat-kuatnya manusia, akan sampai juga pada titik tak berdaya. Paham ya?
Ada Banyak Rasa, Tapi Jangan Suka Merasa
Tuhan yang Maha Membolak-balikan hati telah menciptakan banyak perasaan yang mampir sewayah-wayah dalam hidup kita. Ini berarti susah bukan satu-satunya perasaan yang pas untuk menghadapi keadaan hidup kita yang sedang susah. Dengan bersyukur, ditambah punya pola pikir yang positif, hati yang lapang menerima ketentuan Tuhan, maka nggak bakal betah deh rasa susah itu berlama-lama menyesakkan dada.
Kebanyakan dari kita senang sekali merasa. Merasa itu bisa jadi penyakit yang susah diobati. Merasa cantik, merasa pintar, merasa benar, merasa memiliki, merasa apapun itu jika berlebihan ya tidak baik. Jadilah biasa saja dengan apa yang kita miliki, kita hadapi dan kita lalui. Karena memang semua itu akan menjadi biasa saja pada waktu yang tak disangka-sangka. Bisa jadi, keadaan susah yang sedang kita alami, esok hanya menjadi cerita yang bisa diambil pelajarannya.
Jadi, nggak usah khawatir. Sesusah-susahnya kita, Tuhan nggak bakal bar-bar ngasih ujian di luar batas kemampuan.
Penulis: Afifatun Ni’mah
0 Comments