Ticker

6/recent/ticker-posts

Krisis Pendidikan dan Ekonomi Keluarga di Masa Pandemi


SAAT INI seluruh negara di dunia, termasuk Indonesia sedang dilanda Pandemi Covid-19. Virus yang pertama kali ditemukan di Wuhan, China dan telah menyebar luas ke seluruh dunia ini menyebabkan angka kematian yang banyak. Namun dampak virus ini tidak hanya mengancam kesehatan, akan tetapi dalam segala aspek, termasuk ekonomi dan pendidikan. Saat ini, lembaga pendidikan memberlakukan pembelajaran online guna mencegah penyebaran virus corona. 

Covid-19 sangat mempengaruhi perekonomian keluarga dan juga sangat berkaitan erat terhadap pendidikan anak. Saat ini banyak keluarga yang dipusingkan dengan masalah pendidikan akibat dari covid-19. Karena keluarga adalah institusi yang pertama dalam mendidik, melindungi, serta memelihara anak-anaknya sesuai dengan nilai-nilai keluarga serta nilai-nilai keagamaan.  Sehingga dapat dikatakan bahwa keluarga ialah tonggak pertama anak dalam mengenal dunia. 

Pada masa Pandemi Covid-19, permasalahan keluarga paling utama diperbincangkan khalayak ramai. Keluarga paling banyak terkena imbas dari Covid-19 mulai dari ekonomi hingga pendidikan. Menurut ketua Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen (IKK), Fakultas Ekologi dan Manusia (Fema) IPB, Dr. Tin Herawati, Pandemi telah mempengaruhi sistem lingkungan terbesar (makrosistem) yang tentu sangat berdampak pada lingkungan terkecil (mikrosistem). Berpengaruh pada sektor ekonomi, pendidikan, kesehatan dan lainnya sehingga mempengaruhi kehidupan seluruh keluarga.

Baca Juga: Problematika Pembelajaran Online di Masa Pandemi

Eksistensi pendidikan berkaitan sangat erat dengan pertumbuhan ekonomi, yang kerap kali pendidikan tidak terlepas dari masalah ekonomi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Berbagai kajian dan penelitian empiris telah membuktikan keabsahannya. Alhumami (2004) menyatakan pendidikan bukan hanya melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas, serta menguasai teknologi melainkan juga dapat menumbuhkan iklim bisnis sehat dan kondusif bagi pertumbuhan ekonomi. 

Pengaruh ekonomi terhadap pendidikan anak itu sangat besar sekali. Pendidikan diharapkan dapat menunjang proses kehidupan ekonomi bahkan dapat mempengaruhi arah dari proses pengembangan ekonomi adalah manusia itu sendiri. Selanjutnya, perkembangan ekonomi gilirannya akan menunjang terwujudnya proses pendidikan yang dibutuhkan dalam perkembangan ekonomi. 

Penularan Covid-19 membuat pemerintah mengeluarkan kebijakan-kebijakan untuk melindungi masyarakat dari pandemi covid-19, seperti menerapkan physical Distancing, pembatasan sosial berskala besar (PSBB), penutupan sekolah, dan juga Work From Home (WFH). Setiap kebijakaan diterapkan tentu memiliki dampak yang ditimbulkan dampak positif maupun dampak negatif. Sebagaimana kita tahu bahwa dampak positif diterapkan kebijakan di atas kesehatan tetap tenjaga serta mengurangi angka penyebaran covid-19. 

Baca Juga: Corona dan Transformasi Sistem Pembelajaran

Sedangkan dampak negatif yaitu merosotnya pertumbuhan ekonomi sehingga mau tidak mau perusahaan menerapkan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) secara besar-besaran, usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) daya jual kian merosot akibat dari pembeli sehingga tak jarang ditemui banyak UMKM yang gulung tikar di karenakan pendapatan dengan modal yang dikeluarkan tidak seimbang. Kalau pekerjaan yang dimiliki tidak stabil maka akan memicu kesulitan ekonomi dalam keluarga, dan akan timbul masalah-masalah lainnya. 

Berdasarkan hasil penelitian UNICEF, pemberlakuan PSBB berdampak sangat besar pada penghasilan pekerja sektor informal. Padahal, pekerja ini juga memiliki keluarga. Turunya penghasilan keluarga memberi pengaruh langsung pada kesejahteraan anak. Terdapat tiga krisis yang terjadi pada kondisi tersebut, yaitu krisis kemiskinan anak, krisis gizi, dan krisis pendidikan. 

Kehilangan penghasilan orang tua atau kehilangan pendapatan rumah tangga yang terjadi secara tiba-tiba akan menimbulkan ketidakstabilan situasi ekonomi keluarga dan dapat berujung pada kemiskinan. Suasana Pandemi Covid-19 telah mengembalikan kesadaraan penting pendidikan keluarga yang selama ini jarang dilakukan atau bahkan diabaikan oleh sebagian keluarga.

Di masa Pandemi Covid-19, ekonomi keluarga sangat terganggu, sementara pendidikan anak harus tetap berlangsung. Anak tetap harus belajar di rumah yang membutuhkan gawai andorid, jaringan,  paket internet dan lain sebagainya. Kalau ekonomi keluarga sudah terganggu, sulit untuk memenuhi itu semuanya. Apalagi saat ini, Indonesia telah memasuki resesi ekonomi, semua serba sulit serta keuangan keluarga makin menipis sehingga langkah yang harus dilakukan adalah memanajemen keuangan keluarga dengan sebaik mungkin. 

Penulis: Anis Nurul Hikmah, Mahasiswi Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi UIN Walisongo Semarang

Reactions

Post a Comment

0 Comments