Ticker

6/recent/ticker-posts

Peran Penting Filsafat


Radhakrishnan dalam bukunya, History Of Philosophy, menyebutkan tugas filsafat bukanlah sekadar mencerminkan semangat masa ketika kita hidup, melainkan membimbingnya maju. Fungsi filsafat adalah kreatif, menetapkan nilai, menetapkan tujuan, menentukan arah dan menuntun pada jalan yang baru. 

Peran filsafat dalam agama

Ilmu filsafat dengan agama mempunyai hubungan yang terkait dan reflektif dengan manusia. Dikatakan terkait karena ketiganya tidak dapat bergerak dan berkembang apabila tidak ada tiga alat dan tenaga utama yang berada di dalam diri manusia. Tiga alat dan tenaga utama manusia adalah akal pikir, rasa dan keyakinan sehingga dengan ketiga hal tersebut manusia dapat mencapai kebahagiaan yang ada dalam dirinya.

Ilmu dan filsafat dapat bergerak dan berkembang berkat akal pikiran manusia. Juga, agama juga dapat bergerak dan berkembang berkat adanya keyakinan. Akan tetapi, ketiga alat dan tenaga utama tidak dapat berhubungan dengan ilmu, filsafat dan agama apabila tidak didorong oleh kemampuan manusia yang merupakan tenaga tersendiri yang terdapat dalam diri manusia. Dikatakan reflektif, karena ilmu filsafat dan agama baru dapat dirasakan faedahnya atau manfaatnya dalam kehidupan manusia. Apabila ketiganya merefleksi (lewat proses pantul diri) dalam diri manusia. 

Ilmu mendasarkan pada akal pikir lewat pengalaman dan indera dalam filsafat mendasarkan pada otoritas akal murni secara bebas dalam penyelidikan terhadap pernyataan dan pengalaman terutama dikaitkan dengan kehidupan manusia. Sedangkan agama mendasarkan pada otoritas wahyu. Harap dibedakan agama yang berasal dari pertumbuhan dan perkembangan filsafat yang mendasarkan pada konsep-konsep tntang kehidupan dunia, terutama tentang konsep-konsep moral. 

Menurut professor Nashroen, S.H, mengemukakan bahwa filsafat yang sejati harus berdasarkan pada agama. Karena filsafat yang sejati itu terkandung dalam agama. Apabila filsafat tidak berdasarkan pada agama dan filsafat hanya semata-mata berdasarkan atas akal pikir saja, maka filsafat tersebut tidak akan memuat kebenaran objektif karena yang memberikan penerangan dan putusan adalah akal pikiran. Sedangkan kesanggupan akal pikiran terbatas sehingga filsafat yang hanya berdasarkan pada akal pikir semata-mata akan tidak sanggup memberi kepuasan bagi manusia, terutama dalam rangka pemahamannya terhadap yang Ghaib.

Peran filsafat dalam ilmu-ilmu sosial

Ilmu sosial terdiri dari antropologi, ekonomi, ilmu hukum, ilmu politik, psikologi sosial, sosiologi, geografi dan sejarah. Setiap disiplin ilmu tersebut memiliki ruang lingkup yang berbeda. Filsafat sosial bagi ilmu kritis dalam melihat dan menganalisis persoalan sosial kemasyarakatan akan terselamatkan dari bahaya-bahaya legelisme, kemunafikan dan penglarutan kepribadian di suatu pihak. Dengan demikian filsafat sosial dalam hal ini bertitik tolak dari manusia yang dwi tunggal individu dan masyarakat.

Peran filsafat dalam membangun ilmu-ilmu sosial dalam ranah kehidupan sosial harus berpartisipasi dalam melayani manusia. Karena itu para ikmuan sosial harus menolak pemisahan antara teori dan praktik dan semua praktik dan teori harus di diskusiskan. Kepentingan praktik bagi ilmuan sosial adalah untuk membebaskan manusia dari ketertindasan dengan demikian posisi mereka sebagai manusia bisa berubah.

Filsafat sosial  melihat masyarakat sebagai kesatuan manusia dalam kebersamaaan. Melalui kebersamaan itu kemudian filsafat sosial melihat struktur, proses dan makna sosial, baik pada masa lalu atau sekarang, yang didalamnya mempelajari nilai-nilai, tujuan-tujuan individu dan kelas sosial. Filsafat sosial sebagai ilmu kritis mempunyai karak ter berbeda dari ilmu sosial positif. Karena sifatnya yang kritis, maka filsafat sosial mengenal apa yang disebut dengan praxis dimana aksi berperan sebagai sumber dan pengesahan teori.

Peran filsafat dalam ilmu pengetahuan

Filsafat dapat membantu untuk memerluas pandangan calon sarjana. Filsafat dapat membantu untuk menetapkan bidang ilmiahnya  dalam persepektif lebih luas. Filsafat ingin melihat keseluruhan dan tidak membatasi diri pada salah satu detail saja. Ia dapat memberi sumbangan yang berarti untuk memperoleh suatu pandangan holistik.
Filsafat dapat berfikir kritis dan menganalisis masalah-masalah dengan tajam. Seolah filusuf ingin melihat dimana banyakorang lain menutup mata. Ia ingin bersikap kritis terhadap apa saja, termasuk ilmu pengetahuan empiris. Banyak orang cukup berat sebelah dalam penalaran mereka karena terlalu banyak berfikir. Ini berbahaya karena bisa menimbulkan fanatisme dengan segala konsekkuensi negatifnya. studi filsafat dalam melatih kita untuk berpikir dengan nuansa-nuansa semestinya.
Filsafat memiliki hubungan erat dengan pemikiran dan bahasa. Kalau bahasa kacau, hal itu mengisyaratkan pemikiran juga kacau dengan mempelajari filsafat bisa kita harapkan pemikiran akan diasah dan sekaligus pengungkapannya akan diruncing. 

Hasil lain yang dapat diperoleh ialah bahwa dari beberapa segi kita bisa mengerti lebih mendalam dunia dimana kita hidup. Orang yang memiliki sedikit bekal filsafat kerap kali akan memeahami lebih baik apa yang disajikan siapa saja. Studi etika sebagai salah satu cabang filsafat pada khususnya dapat ditanamkan kesadaran etis. Tentunya setiap orang harus bertingkah laku etis, bukan saja orang yang pernah mempelajari etika. Namun demikian, dengan memperoleh pengetahuan lebih sistematis tentang nilai-nilai dan prinsip-prinsip moral. Filsafat merupakan suatu upaya berfikir yang jelas dan terang tentang seluruh kenyataan.

(A.M)
Reactions

Post a Comment

0 Comments