Ticker

6/recent/ticker-posts

Paradoks Kuliah Online



Hari-hari kuliah online saya semester baru ini cukup berbeda daripada sebelumnya. Saya rasa ini lebih baik daripada sebelumnya. Tapi juga tidak benar-benar baik bagi sebagian orang menurut.

Kuliah saya semester ini cukup berjalan lancar dan hampir setiap mata kuliah yang ada mempunyai dosen pengampu. Bukannya dosen pengampunya tidak ada di semester sebelumnya. Tetapi beberapa mata kuliah sebelumnya hampir tidak benar-benar dibimbing dosen. Bahkan ada kuliah yang tidak diminta diskusi dan diajar sama sekali.

Kuliah online semester ini jadwalnya cukup berbeda dari biasanya. Semester kemarin mengikuti jadwal seperti offline kemarin. Sehingga beberapa mata kuliah bisa saja terlewat karena jeda yang lama dan kurang memperhatikan gawai digital.

Semester ini, saya hanya kuliah tiga hari dan jadwalnya benar-benar padat. Tidak berjeda sama sekali. Ini bisa memberi dampak positif tetapi juga bisa memberi dampak negatif. Kuliah beruntun seperti ini benar-benar mengingatkan semasa sekolah dulu, hanya saja jeda ini pada jam salat saja. Orang-orang yang biasanya suka tidur atau mengerjakan hal lain ketika ada jeda yang lama bisa saja terlewat kuliah online seperti semester kemarin.

Akan tetapi kuliah semester ini  sepertinya tidak akan bisa lagi lalai seperti sebelumnya. Namun, walaupun begitu tetap saja, bagi sebagian orang ini melelahkan. Mata yang menatap smartphone terus menerus, tangan yang pegal dan kepanasan memegang smartphone yang hidup terus, atau baterai yang suka habis dan harus dicas di tengah jalan benar-benar bentuk kendala selama jadwal sekarang ini.

Jadwal baru ini memberi keuntungan lain juga bagi saya. Saya bisa membagi waktu lebih baik dan bisa fokus. Tiga hari benar-benar difokuskan untuk kuliah. Dan hari yang lain difokuskan untuk mengerjakan tugas atau refreshing otak.

Kuliah semester ini juga agak sedikit ribet dengan penambahan media baru dalam belajar, yaitu e-learning. Di mana e-learning ini kadang kala suka eror kalau dimasuki banyak mahasiswa. Atau kendala-kendala lain seperti penggunaan e-learning yang sedikit susah dan kurang efektif kalau untuk diskusi.

Penulis: Muhammad Hanafi
Mahasiswa Ilmu Falak UIN Walisongo Semarang
Reactions

Post a Comment

0 Comments