Ticker

6/recent/ticker-posts

Mengenal Quraish Shihab, Mufasir Kebanggaan Tanah Air

Ilustrasi: Duta Islam

PROF. DR. MUHAMMAD QURAISH SHIHAB lahir pada 16 Februari 1964 di Rappang, Sulawesi Selatan. Ia putra dari Abdurraham Shihab, seorang guru besar dalam bidang tafsir yang pernah menjadi rektor IAIN Alauddin serta tercatat sebagai salah satu pendiri Universitas Muslim Indonesia (UMI) di Ujungpandang. 

Quraish Shihab dibesarkan dalam lingkungan keluarga muslim yang taat. Sejak usia enam sampai tujuh tahun, ia sudah terbiasa mendengar ayahnya mengajar Alquran. Dalam kondisi seperti inilah kecintaan seorang ayah terhadap ilmu yang merupakan sumber motivasi bagi dirinya terhadap studi Alquran. Ayahnya, Abdurrahman Shihab, merupakan sosok penting yang membentuk karakter bahkan keilmuannya kelak. 

Selain ayah, peran seorang ibu juga tidak kalah pentingnya dalam memberikan dorongan kepada anak-anaknya untuk giat belajar, terutama masalah agama. Dorongan Ibu inilah yang menjadi motivasi ketekunan dalam menuntut ilmu agama sampai membentuk kepribadiaanya yang kuat terhadap basis keislaman. 

Dengan melihat latar belakang keluarga yang sangat kuat dan disiplin, sangat wajar jika kepribadian keagamaan dan kecintaan serta minat terhadap ilmu-ilmu agama dan studi Al- Qur’an yang digeluti sejak kecil, dan selanjuntya didukung oleh latar belakang pendidikan yang dilaluinya, mengantarkan Quraish Shihab menjadi seorang mufasir. 

Riwayat pendidikan Quraish Shihab berawal dari SD di Ujung Pandang sampai kelas 2 SMP. Kemudian pada tahun 1956 beliau melanjutkan sekolah sembari nyantri di Pondok Pesantren Darul Hadis al-Faqihiyah Malang. Pada tahun 1958, ia berangkat ke Kairo atas bantuan beasiswa dari Pemerintah Sulawesi Selatan. Ia diterima di kelas II Tsanawiyah Al- Azhar Fakultas Ushuluddin Jurusan Tafsir Hadis. Pada tahun 1969 ia berhasil meraih gelar M.A. di universitas yang sama. 

Quraish sempat kembali ke Indonesia, namun tak lama, karena pada tahun 1980 ia kembali lagi ke Universitas Al- Azhar untuk menempuh program doktoral. Ia hanya memerlukan waktu dua tahun untuk menyelesaikan jenjang pendidikan S3. Ia mendapatkan predikat summa cum laude dengan penghargaan tingkat I dan tercatat sebagai orang pertama di Asia Tenggara yang meraih gelar doktor dalam ilmu-ilmu Al- Qur’an di Universias Al- Azhar. 

Pengabdiannya di bidang pendidikan mengantarkannya menjadi rektor IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 1992-1998. Kiprahnya tak terbatas di lapangan akademis. Ia menjabat sebagai Ketua Majelis Ulama Indonesia tahun 1985-1998; anggota MPR RI 1982-1987 dan 1987-2002; dan pada 1998 dipercaya menjadi Menteri Agama RI. Quraish Shihab juga dikenal sebagai penulis yang sangat produktif. 

Lebih dari 20 buku telah lahir dari tangannya. Di antaranya yang paling legendaris adalah Membumikan Al- Qur’an (Mizan, 1994), Lentera Hati (Mizan, 1994), Wawasan Al- Qur’an (Mizan, 1998), dan Tafsir Al- Misbah (15 Jilid, Lentera Hati, 2003). Sosoknya juga sering tampil di berbagai media untuk memberikan siraman ruhani dan intelektual. Aktivitas utamanya sekarang adalah dosen (Guru Besar) Pascasarjana UIN Jakarta dan Direktur Pusat Studi Al- Qur’an (PSQ) Jakarta. 
(A.M)

Referensi: 
Quraish Shihab, Secercah Cahaya Ilahi
Saiful Amin Ghofur, Mozaik Mufasir Al Qur’an
Reactions

Post a Comment

0 Comments