Ticker

6/recent/ticker-posts

Madrasah Tafsir di Mekkah

Ilustrasi: Masjidil Haram, Mekkah

DI DALAM tafsir Al-Qur’an, para tabi’in tidak jauh berbeda dengan para sahabat. Tabi’in selain menggunakan sumber penafsiran sebagaimana yang terjadi pada masa sahabat, yaitu Al-Qur’an, hadis nabi, ijtihad, dan ahli kitab, juga menambahkan satu sumber lagi yakni riwayat para sahabat. Yang dimaksud riwayat pada sahabat, di sini adalah riwayat mereka tentang penjelasan nabi termasuk ijtihad mereka sendiri. 

Tafsir yang dinukil dari rasul dan para sahabat tidak mencakup semua ayat Al-qur’an. Mereka hanya menfsirkan bagian-bagian yang sulit dipahami bagi orang-orang yang semasa dengan mereka. 

Tabi’in-tabi’in di Mekkah adalah ulama-ulama yang lebih menetahui tentang ilmu tafsir. Dinukilkan oleh As-Suyuthi dari Ibnu Taimiyah bahwa beliau berkata: ulama yang paling pandai tentang tafsir adalah tabi’in Mekkah, karena mereka terdiri dari sahabat-sahabat Ibnu Abbas, seperti Mujahid, Atha’ bin Abi Rabbah, Ikrimah pembantu Ibnu Abbas dan Thaus. 

Mujahid adalah orang yang peling terpercaya di antara perawi-perawi tafsir yang meriwayatkan dari Ibnu Abbas. Asy-Syafi’i, Al- Buchori, dan tokoh-tokoh ilmu yang lain berpegang pada Mujahid. An-Nawawi berkata: “Apabila datang kepada engkau tafsir Mujahid, maka cukuplah tafsir itu bagi engkau.” 

Al-Fudhail Ibn Mahmud berkata: “Saya pernah mendengar Mujahid mengakatan bahwa beliau mengemukakan tafsir Al-Qur’an pada Ibnu Abbas sebanyak 30 kali. Mujahid menanyakan kepada Ibnu Abbas tentang pengertian ayat, tentang sebab turunnya, terhadap siapa diturunkan dan bagaimana keadaannya. 

Atha’ dan Said juga terpandang perawi-perawi yang kepercayaan yang meriwayatkan tafsir Ibnu Abbas. Sufyan Tsaury berkata : “Ambilah tafsir dari empat ulama. Yaitu dari Said bin Jubair, dari Mujahid, dari Ikrimah, dan dari Adh- Dhahhak.”

Qathadah berkata: “Tabi’in yang paling pandai tentang tafsir ada empat orang. Atha’ ada;ah orang yang peling pandai tentang manasik, sedang Said adalah orang yang paling pandai tentang tafsir. Abu 
Hanifah juga berkata: “Saya tidak menemukan seseorang yang lebih alim daripada Atha’.” 

Ikrimah adalah seorang yang terpandai juga. Asy-Syafi’I mengatakan kepadanya: “Tidak ada seorang pun yang masih tinggal yang lebih mengetahui tentang kitabullah daripada Ikrimah. Dan ikrimah sendiri berkata: “Segala yang saya ceritakan kepadamu, maka semuanya ini saya terima dari Ibnu Abbas. Sementara Thaus bin Kaisan adalah seorang ahli ilmu yang terkenal. Beliau bertemu dengan 50 sahabat rasul dan beliau mengerjakan haji sebanyak 40 kali. Doanya selalu diperkenankan Allah.  

Timbulnya madrasah ini dari Ibnu Abbas sebagai guru di Mekah mengajarkan tafsir al-Quran kepada para tabi’in dan menjelaskan hal yang musykil dari makna lafadz al-Quran, kemudian oleh tabi’in menambahkan pemahamannya sendiri kemudian titafsirkan ke generasi berikutnya. Keistimewaan madrasah Mekkah ini yaitu dalam hal qira’at, madrasah menggunakan qiroaat yang berbeda. Selain itu, metode penafsirannya juga menggunakan dasar aqly

Referensi:
Teungku Hasbi as-Shiddieqy, Ilmu-Ilmu Al-Qur’an

Reactions

Post a Comment

0 Comments