Ticker

6/recent/ticker-posts

Nabi Muhammad Sebagai Ahli Organisasi dan Straregi

Gambar: Bincangsyariah.com

SEJAK menerima wahyu pertama, Muhammad telah dilambungkan harapannya oleh Khadijah. Khadijah menjadi orang yang beriman pertama, dia menghibur Muhammad sampai menghembuskan nafas terakhirnya. Muhammad juga dilindungi oleh pamannya Abu Thalib, walaupun tidak memeluk Islam. 

Namun ada seorang paman lainnya yakni Abu Lahab beserta istrinya yang menentang bahkan menyiksa Muhammad. Hal ini sangat mengecewakannya. Kemudian turunlah ayat yang mengingatkan Muhammad bahwa untuk menjadi seorang nabi ia harus menghadapi perlakuan jahat laki-laki maupun wanita. Bahwa Tuhan akan menjadi pelindung terakhirnya. Hal itu digambarkan dalam QS. Al-Lahab ayat 1-5: 

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa, Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan, Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak, Dan (begitu pula) istrinya pembawa kayu bakar, Yang di lehernya ada tali dari sabut”.

Setelah ditinggal oleh dua orang yang membelanya, Muhammad menjadi rentan untuk dikucilkan dan dianiaya. Terancam oleh lawan-lawannya hingga ia mencari bantuan ke kota-kota lain. Ia mulai memikirkan yang belum terpikirkan sebelumnya. Bahwa ia tidak akan selamat kecuali menjauh dari kota kelahiran dan anggota sukunya. Komunikasinya untuk ke dunia luar ialah melalui pasar-pasar tahunan yang diadakan di daerah pinggiran Makkah, 

Pada tahun 620 M, Muhammad bertemu dengan beberapa wakil dari sebuah suku di utara dan bertemu lagi di tahun berikutnya. Mereka menjawab baik seruan dan menerima Islam. Di Makkah sendiri penentangan terhadapnya dan risalahnya terus meningkat dari waktu ke waktu, hingga dia mengirimkan sebagian keluarganya ke Habasyah. Tetapi, masih memerlukan tempat perlindungan lain. Akhirnya Muhammad pun memilih Madinah sebagai tempat yang tampaknya menjanjikan harapannya. Hal tersebut sekaligus sebagai awal ditetapkannya kalender baru.

Muhammad tidak berhenti menjadi pembaca begitu dia menjadi penasihat masyarakat. Dia memipin salat lima waktu setiap hari, pada waktu yang sama mengawasi pembangunan masjid pertama. Kini, dia juga harus menghadapi pilihan sebagai ahli strategi militer dan harus membela umatnya melawan pengkhianat. Musuh-musuhnya yang dari suku tetangga maupun kerabat sendiri. 

Ketika Muhammad di Madinah dia tidak punya pilihan lain selain memerangi orang-orang yang menentangnya. Akan tetapi dilakukannya untuk membela diri dan untuk kelangsungan hidup kalam tuhan tersebut. Pada 623 M, setelah umat Islam yang tertindas pergi ke Madinah dan semakin banyak terjadinya perang yang terjadi, selama sembilan tahun berikutnya Muhammad merencanakan 38 perang yang dijalani oleh pengikutnya. Dia memimpin 25 perang dan menjadi jago strategi militer. 

Salah satu perang yaitu Perang Badar yang merupakan perang menghadapi musuh yang berskala lebih besar dengan berbagai peristiwa yang ada didalamnya. Perang itu pun dimenangkan oleh pasukan Muslim. Seluruh perang yang dilakukan oleh kamu Muslimin tidak terlepas dari izin Allah baik memperoleh kemenangan maupun kekalahan. Namun di balik berbagai perang tersebut pasti terdapat pesan yang berharga didalamnya.

Ibadah haji yang dilakuakan pada 630 M yang dilakukan oleh Muhammad dan sebagian pengikutnya meluluhkan hati banyak orang yang memusuhinya. Mereka khawatir Muhammad akan membalas dendam. Namun Muhammad mengampuninya. Ketika Tahun 11 H atau 632 M, Muhammad melakukan persiapan untuk peperangan ke Suriah. 

Namun, sebelum pasukan meninggalkan Madinah, nabi pergi ke kuburan setempat untuk memintakan ampunan Tuhan bagi ahli kubur. Ketika dia sedang berdoa, rasa sakit mulai muncul yakni sakit perut yang menggigit sekali. Setelah selesai bedo’a dan setelah berhasil melewati malam itu, dia mengimami salat Subuh keesokan harinya. 

Akan tetapi sakitnya tidak berhenti dan menyebabkan dia wafat. Dia memenuhi salah satu janji Tuhan. Yakni yang terdapat dalam QS. Al-Ankabut ayat 57, “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati, kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan”.

(AM)

Reactions

Post a Comment

0 Comments