Ticker

6/recent/ticker-posts

Jenis dan Pembagian Pidato



PIDATO menjadi salah satu bentuk kegiatan berbahasa lisan. Sebagai wujud berbahasa lisan, pidato melibatkan ekspresi gagasan dan penalaran dengan menggunakan bahasa lisan yang didukung oleh aspek-aspek non kebahasaan seperti ekspresi wajah, gestur, kontak pandang, dan lain-lain. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pidato berarti sebagi pengungkapan pikiran dalam bentuk kata-kata yang ditujukan kepada orang banyak.  

Menurut Esti Ismawati, pidato merupakan pengungkapan pikiran dalam bentuk kata-kata secara lisan yang ditunjukkan kepada orang banyak,oleh karena itu harus dipersiapkan dengan baik terlebih dahulu. Pidato juga bisa diartikan sebagai the art of persuasion yaitu sebagai seni membujuk atau mempengaruhi orang lain. Berpidato sangat erat hubungannya dengan retorika (rhetorica), yaitu seni menggunakan bahasa dengan efektif. 

Berdasarkan ada tidaknya persiapan, Jalaluddin Rakhmat membagi pidato ke dalam empat jenis. Adapun empat jenis pidato yaitu:

Impromtu 

Impromtu adalah sebuah pidato yang dilakukan secara spontan atau mendadak. Pidato jenis ini dilakukan misalnya ketika menghadiri acara dan tiba-tiba dipanggil untuk menyampaikan pidato. Orang yang diminta berpidato langsung tampil berpidato tanpa persiapan apa- apa karena sifatnya mendadak. 

Pidato seperti ini memiliki keuntungan tersendiri. Pertama, orang yang berpidato lebih dapat mengungkapkan perasaan dan gagasan yang sebenarnya. Kedua, gagasan dan pendapatnya datang secara spontan, sehingga tampak segar dan hidup. Selanjutnya improntu memungkinkan seseorang untuk terus berpikir. 

Namun di sisi lain pidato ini juga memiliki kelemahan. Di antaranya kesimpulan mentah, materi pidato tidak lancar. Kemudian gagasan yang disampaikan tidak sesuai sasaran atau menyebabkan demam panggung. 

Manuskrip 

Dalam metode ini, keberadaan teks pidato menjadi alat bantu utama. Orang yang berpidato membacakan naskah dari awal sampai akhir. Biasanya pidato jenis ini dilakukan pada acara resmi dan menghindari kesalahan saat menyampaikan kata demi kata. 

Adapun pidato manuskrip memiliki banyak keuntungan. Pertama, kata-kata dapat dipilih sebaik-baiknya sehingga dapat menyampaikan arti yang tepat dan pernyataan yang gamblang. Kedua, pernyataan dapat dihemat karena manuskrip dapat disusun kembali. Kemudian kefasihan bicara dapat tercapai dan hal-hal yang menyimpang dapat dihindarkan. Selain itu manuskrip juga dapat diperbanyak dan diterbitkan. 

Kelemahan dalam pidato jenis ini yaitu interaksi pembicara dan pendengar berkurang. Pembicara tidak dapat  melihat pendengar dengan baik, sehingga akan kehilangan gerak dan bersifat kaku. Kemudian umpan balik dari pendengar tidak dapat mengubah, memperbanyak, atau memperpanjang pesan. Selain itu pembuatanya juga membutuhkan waktu lama. 

Memoriter 

Memoriter sering juga disebut sebgai pidato hafalan. Pembicara akan menulis semua  pesan yang ingin disampaikan dalam sebuah naskah kemudian dihafalkan dan disampaikan kepada audiens kata demi kata.   

Kelebihan dari pidato jenis ini antara lain kata-kata dapat dipilih dengan sebaik-baiknya. Selain itu gerak dan isyarat saat berpidato dapat disesuaikan dengan uraian isi pidato. Sedangkan kelemahannya komunikasi pendengar akan berkurang karena pembicara beralih pada usaha untuk mengingat kata-kata memerlukan banyak waktu.
 
Ekstemporan 

Dalam pidato ini, pembicara hanya menyiapkan kerangka, dan pokok inti permasalahan saja. Dalam penyampaiannya, pembicara tidak mengingat kata demi kata tetapi pembicara bebas menyampaikan ide-idenya dengan garis besar dari permasalahan yang telah disusun. 

Jenis pidato seperti ini memiliki kelebihan yakni interaksi pembicara dengan pendengar lebih baik, sehingga pesan dapat tersampaikan dengan leluasa. Kelemahannya, terjadi penyimpangan dari garis besar dan terhambatnya kefasihan karena kesukaran memilih kata-kata.

Reactions

Post a Comment

0 Comments